KPU Sampang Ungkap Fakta Sebenarnya Soal Viral Ricuh Surat Suara Tercoblos
- VIVA/Misrohatun Hasanah
Sampang – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sampang, Madura, Jawa Timur, Addy Imansyah, menegaskan bahwa sebaran video keributan yang dinarasikan karena surat suara tercoblos paslon tertentu di TPS 21 Desa Gunung Kesan, Kecamatan Karang Penang, adalah hoaks. Menurut Addy, kericuhan itu terjadi hanya semata karena kesalahpahaman.
"Terkait video kericuhan di TPS 21 Desa Gunung Kesan Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang dengan narasi video surat suara sudah tercoblos sebelum pelaksanaan pungut pitung (beredar di WA group/medsos sekitar pukul 22.00 WIB Selasa 13 Februari 2024), setelah ditelusuri dan didalami, kami jelaskan bahwa itu narasi hoaks dan hanya kesalahpahaman semata," ujar Addy dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 Februari 2024.
Berdasarkan hasil penelusuran, Addy menjelaskan bahwa peristiwa yang videonya viral itu terjadi pada Selasa kemarin sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu, ada beberapa orang yang mendatangi KPPS yang saat itu mendirikan TPS. Mereka datang karena menduga surat suara sudah tercoblos.
"Sekalipun KPPS sudah menjelaskan aktivitasnya mendirikan TPS, bukan coblos surat suara, akan tetapi penjelasan itu dihiraukan [sejumlah orang yang mendatangi lokasi]," ungkap Addy.
Orang-orang tersebut kemudian membawa paksa perlengkapan pemungutan suara, yakni bilik suara sebanyak empat buah. Mereka juga membawa tiga orang KPPS. "Adapun kotak suara (dengan alasan keamanan) memang setelah diterima oleh KPPS dari PPS pada hari Selasa, lalu dititipkan di gudang penyimpanan PPS, dan baru digeser ke TPS pagi hari Rabu sebelum jam pelaksanaan rapat pemungutan suara dimulai."
Pihak terkait kemudian memediasi warga dengan KPPS. Akhirnya, bilik suara yang dibawa warga yang protes dikembalikan dan 3 orang KPPS yang dibawa juga dilepaskan. "KPPS langsung melanjutkan pendirian TPS yang tertunda, memastikan keamanan dan keutuhan kotak suara serta bersiap melaksanakan pemungutan suara sesuai jadwal," ujar Addy.
Kata dia, KPU Sampang mengecam tindakan kekerasan verbal tersebut. "Tindakan seperti itu tidak hanya menghambat tahapan pemilu, tapi juga menyisakan trauma psikis bagi korban," kata Addy.
Terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Dirmanto menegaskan bahwa pelaksanaan pemungutan suara di TPS yang dikabarkan ricuh berjalan lancar. Begitu pula di TPS-TPS lain di Sampang, Madura.
"Pemungutan suara di wilayah Sampang sampai saat ini dapat terselenggara dengan baik, para petugas melaksanakan tugas sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing," ujar Dirmanto.
Sebuah video yang menggambarkan cekcok antara warga dengan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Desa Gunung Kesan, Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, viral di media sosial. Narasi yang terbubuh, keributan itu terjadi karena surat suara tidak dibagikan ke warga dan sudah tercoblos pada paslon capres-cawapres tertentu.
Video tersebut beredar luas di medsos, termasuk di jejaring WhatsApp. Dalam video yang dilihat VIVA pada Rabu, 14 Februari 2024, terlihat seorang pria yang menggunakan busana khas Madura membentak-bentak petugas PPS. Ia seperti mengkonfirmasi soal surat suara yang tercoblos.
Si pria juga menanyakan kepada petugas PPS siapa yang menyuruh melakukan itu. Terlihat panik, pihak PPS kemudian menyebutkan nama seseorang. "Videokan, videokan," kata pria yang membentak petugas PPS.
Video itu juga diiringi narasi yang memantik suasana geger. "Ada kabar ..Warga Karang Penang ..sampang..Madura..Madura sudah geger... 1 desa undangan gak ada yg disebar, dan semua surat suara sudah tercoblos," isi pesan berantai itu.
"Rumah Ketua KPPS mau dibakar... mknya nanti cek dulu kertas warna abu2 yg unt pilihan presiden buka didepan panitya dulu apa ada coblosan no 2 dulu lihatnya kertas dibalik dan diraba kalau sdh di tusuk tukarkan k panitya krn cacat kertas tsb dan ...agar suara kita tidak sia sia," imbuh isi narasi itu.