Tom Lembong Nilai Kinerja Jokowi, Hasilnya Mengejutkan
- VIVA.co.id/Zendy Pradana
Jakarta – Juru bicara dan co-captain tim pemenangan pasangan AMIN Anies dan Muhaimin, Tom Lembong baru-baru ini hadir dalam acara podcast Curhat Bang Denny Sumargo. Ketika itu, ia berbicara santai mengenai berbagai hal seputar pemilihan presiden nanti hingga K-Pop.
Tom Lembong tampil dengan gaya bicara yang lebih tenang dan santai. Salah satu yang ditanyakan oleh Denny Sumargo sebagai host dalam podcast tersebut adalah kinerja Jokowi. Ia sempat menjadi pembantu Jokowi dan memiliki hubungan akrab lebih dari 8 tahun lamanya.
Pada awalnya Tom Lembong bertugas menjadi penasehat ekonomi Jokowi ketika masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Ketika Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, Tom Lembong juga masuk ke gerbong kabinet dan berkiprah di periode pertama Jokowi.
Ia memiliki pengalaman yang cukup lama bekerja bersama Presiden Jokowi termasuk menyiapkan catatan-catatan ekonomi dan bahkan menyiapkan pidato Jokowi. Tom Lembong juga sempat disinggung oleh Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres kedua.
Sejak namanya disebut Gibran dalam debat cawapres soal hilirisasi nikel, nama Tom Lembong menjadi sorotan. Maka wajar jika Denny Sumargo bertanya mengenai pendapat Thomas Lembong soal kinerja Jokowi selama ini.
“Ya mungkin B secara keseluruhan. Jadi karena dia sepuluh tahun (menjabat sebagai Presiden) dan beliau juga sudah berdampak politik nasional sebagai Gubernur DKI,” kata Tom Lembong seperti dilansir dari kanal YouTube Denny Sumargo.
“Kira-kira kan 12 tahun, 2 tahun sebagai Gubernur DKI dan 10 tahun sebagai Presiden tentunya kan kurvanya enggak lurus ada naik turunnya jadi kalau dirata-ratain mungkin pada saat ini saya kasih nilai B,” tambah Tom Lembong.
Ia mengatakan bahwa nilai tersebut sangat cukup karena menurut dia banyak kepala negara lain yang juga akan diberikan nilai B olehnya. Meski demikian, Tom Lembong menyebut bahwa Presiden Joko Widodo memiliki kelebihan soal bakat politik.
“Menurut saya si di atas rata-rata karena banyak kepala negara lain juga mungkin saya kasih nilai B. Kalau saya si melihatnya bakat politik, nalurinya, insting politiknya,” ujarnya.
Baginya, Jokowi dulu merupakan sosok yang bisa membaca situasi politik dan andal dalam menyusun taktik politik. Namun, naluri berpolitik Jokowi saat ini dianggap sudah memudar.