Kemenkominfo ungkap Pentingnya Generasi Muda Jaga Kedamaian di Ruang Digital

Ilustrasi media sosial
Sumber :
  • www.pixabay.com/geralt

Bandung - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) mengajak generasi muda khususnya Gen Z untuk ikut terus menjaga kedamaian di ruang digital. Salah satu caranya yaitu menggelar Forum Diskusi Publik bertajuk ‘Jaga Jarimu Damaikan Ruang Digitalmu’ yang dilaksanakan di Kota Bandung.

Koordinator Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Kemanan Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Dikdik Sadaka mengatakan, Kementerian Kominfo bertanggung jawab untuk menciptakan dan menjaga kedamaian di ruang digital.

"Salah satunya adalah proteksi, proteksi itu menciptakan keamanan tapi peran kita juga bisa menjadi pengganggu keamanan," kata Dikdik dalam keterangan yang diterima, Jumat 9 Februari 2024.

ilustrasi Media sosial.

Photo :
  • Unsplash

"Pelaku-pelaku pengganggu keamanan atau pelaku kejahatan bisa timbul dari kita juga, sadar atau tidak sadar. Apakah dalam bentuk kejahatan ataupun kesalahan sosial. Menciptakan hoaks misalnya, menciptakan pertentangan di dalam kehidupan sosial misalnya seperti itu," tambahnya

Terkait dengan hal ini, Dikdik menambahkan, kewajiban semua untuk menjaga dan melaksanakan keamanan di ruang digital melalui data yang dimiliki. "Aktivitas kita di dunia sosial media itu harus kita laksanakan dengan baik, bijak bermedsos," ujarnya

Dendi Zuckergates salah satu narasumber yang juga pakar ruang digital mengemukakan jika kini ruang digital sangat maju. Seiring dengan kemajuan tersebut maka perkembangan kejahatan di ruang digital pun ikut berkembang.

Kemudian ia menyebut keamanan data pribadi itu sangat penting, bahkan menurutnya sangat berharga setara dengan emas. “Mari kita jaga data pribadi kita dengan cara Zero Trust terhadap kiriman partisipasi yang tidak jelas keterangannya,” ujar Dendi, Founder Orang Siber Indonesia.

Dia mengungkapkan salah satu kasus yang belum lama terjadi dimana ada sekelompok ibu-ibu tiba-tiba ditagih pinjaman online. Dia menegaskan berulang-ulang bahwa dengan penyebaran data pribadi, maka dari data itu bisa mengeksplorasi setiap pribadi untuk disalahgunakan. 

Salah satu contohnya lagi memurutnya yaitu dengan dikirimi terus penawaran judi online. Kembali ia mengingatkan jika sekali meng-upload data pribadi secara online di ruang digital itu tidak bisa dihapus.

Lebih lanjut ia mengingatkan tidak sembarangan memberi izin sebuah aplikasi untuk mengakses data pribadi seperti foto dan lain-lain dari perangkat smartphone. Dari situ menurutnya kejahatan siber dengan menggunakan cara Social Engineering bermula.

"Misalnya, logis gak aplikasi Kalkulator minta akses Kamera, kemudian minta akses data penyimpanan (data foto dan video pribadi)," jelas Dendi. 

Lain lagi dengan Mahasiswi bernama Safhira Alfarisi, Ia menyebut jika saat ini Gen Z bisa menggapai cita-cita sesuai passion melalui kepiawaian memanfaatkan ruang digital. 

“Saya dan selayaknya temen-temen disini patut bersyukur perkembangan digital di Indonesia sangat pesat juga didorong dengan fasilitas dari pemerintah yang mendukung,” kata Safhira.

Ilustrasi media sosial.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com
Hati-hati, Modus Baru Judi Online Merasuki Media Sosial

Selanjutnya terkait menyikapi pro dan kontra di ruang digital, Safhira mengingatkan untuk meyikapinya dengan kembali melihat ke diri masing-masing. 

"Kalo kamu terlalu mengumbar, mengupload konten yang multi tafsir , propaganda, hate comment, kamu menempatkan diri kamu sendiri untuk di hate yang berujung memancing tindakan kejahatan siber," ujar Safhira.

Cuan Mengalir Deras berkat Digitalisasi
Wamenkomdigi, Nezar Patria.

Indonesia Mau Jadi Raja AI Dunia, Ada tapinya

Pembangunan infrastruktur digital dan pengembangan talenta digital sebagai fondasi menuju AI Powerhouse global.

img_title
VIVA.co.id
24 November 2024