Kucurkan Dana Rp30 Triliun, Kemenkes akan Bangun RS Madya di Seluruh Indonesia
- Syarifuddin Nasution (Jambi)
Jambi – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan membangun ratusan rumah sakit madya di Kabupaten dan Kota di Indonesia dan juga rumah sakit utama di 34 Provinsi di Indonesia
Janji pembangunan rumah sakit tersebut akan segera terlaksana karena anggaran pembangunan sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia hanya saja yang menjadi permasalahan adalah susahnya SDM.
Dirjen Pelayangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Azhar Jaya saat dikonfirmasi mengatakan atas pembangunan ratusan rumah sakit sudah disiapkan anggarannya yang nilainya mencapai Rp30 triliun.
"Dana tersebut untuk membangun rumah sakit madya di 514 kabupaten dan kota plus rumah sakit utama di 34 Provinsi, yang susahnya adalah SDM," jelasnya di RS Mattaher, Jambi, Selasa, 6 Februari 2024.
Dalam meningkatkan SDM tersebut, Kemenkes juga sudah siapkan Beasiswa LPDP, Beasiswa Kemenkes di mana dokternya tinggal sekolah, namun yang susahnya yakni mencari dokter buat sekolah dan hal tersebut yang menjadi susah bagi Kemenkes dan tempatnya pun terbatas.
"Kita juga sudah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Universitas Swasta mempercepat, memperbesar kotanya sehingga kabupaten dan kota segera bisa jadi rumah sakit madya," ujarnya.
Azhar Jaya juga menilai SDM di RS Mattaher Jambi sudah cukup lengkap, sehingga Kemenkes tinggal drop alat saja dan Kemenkes mendrop alat ke Mattaher nilainya mencapai 120 miliyar dan kedepan ini Kemenkes akan dibantu alat lagi terutama ibu dan anak dan nanti Mattaher bisa menangani bayi prematur, untuk tipe utama bayi prematur itu 1500 sampai 2 ribu.
"Kalau dulu mohon maaf, ada bayi Prematur dibawah 1500 kalau alat tidak lengkap pasti meninggal dan sekarang kita mau lengkapi RS Mattaher dalam menangani bayi prematur 1500 sampai 2 ribu dan alatnya yang kita Drop lagi,"katanya.
Tidak sampai disitu, para Dokter Spesialis digenjot lagi sesuai kebutuhan dan ia menitip pesan kepada Direktur Mattaher, rumah sakit bukan tempat meningkatkan menazemen, tapi rumah sakit adalah tempat tenaga fungsional dalam hal ini, perawat sampai dengan tenaga medis sampai dengan dokternya.
"Jadi kalau rumah sakit, komposisi tenaga fungsional, dokter, perawat yang melayani pasien berimbang sama tenaga manajemen berarti tidak sehat itu rumah sakit, jadi saya sudah bilang sama direktur Mattaher, mau tidak mau harus mengulangi tenaga manajerial, menambah tenaga fungsional supaya masyarakat lebih banyak lagi tertangani," katanya.