Cak Imin-Tom Lembong Bakal Temui Luhut, Tantang Adu Data soal Tambang Nikel RI

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bersama Tom Lembong di Yogyakarta
Sumber :
  • Dok A Muhaimin Iskandar

Yogyakarta – Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menghadiri acara kampanye di Purawisata, Kota Yogyakarta, Senin 29 Januari 2024. Cak Imin hadir ditemani oleh Co-captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong.

Budi Gunawan Minta Usulan KPU jadi Badan Ad Hoc Dikaji Lebih Dalam

Ketua Umum PKB ini sempat menyinggung masalah pertambangan di Indonesia. Cak Imin juga menyinggung nama Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan.

Cak Imin mengaku bersama Tom Lembong dirinya siap untuk menghadapi Luhut. Cak Imin menyebut dirinya bersama Tom Lembong berencana akan menemui Luhut untuk mengajak adu data tentang pertambangan di Indonesia.

Bahlil Benarkan RI Impor Nikel di Tengah Upaya Hilirisasi RI, Begini Penjelasannya

Cak Imin di Rapat Umum Rakyat Jogja

Photo :
  • VIVA.co.id/Cahyo Edi (Yogyakarta)

"Saya sama Pak Tom Lembong lagi siap-siap menghadapi Opung (Luhut Binsar Pandjaitan). Saya hari-hari ini mau ketemu Pak Luhut, katanya mau ngadu data," kata Cak Imin

Kesaksian Tertulis Saksi Ahli Diduga Disiapkan Jaksa, DPR Minta Kejagung Transparan dan Profesional

"Apakah benar data jumlah tambang-tambang kita maslahat dan mudharatnya gak imbang? Tahu maslahat dan mudharatnya gak? Jangan-jangan Opung gak ngerti," sambung Cak Imin.

Cak Imin menanyakan apakah tambang Nikel yang digadang-gadang itu lebih banyak maslahat atau mudharatnya? Cak Imin menilai tambang Nikel justru banyak mudharatnya. "Maslahat itu manfaat. Mudharat itu bahayanya. Contoh Nikel, gak usah ngomong batu bara. Itu masa lalu yang suram," ucap Cak Imin.

"Nikel ini beberapa tahun terakhir dikelola habis-habisan sampai dieksplore. Harga Nikel jadi ambles. Gak sabar soalnya. Pembangunan butuh keadilan. Jangan kamu perkosa alam," lanjut Cak Imin

Cak Imin menambahkan jika keadilan yang dimaksud adalah keadilan antar generasi. Jangan sampai tidak memikirkan generasi berikutnya.

"Anak putu dipikirke. Ternyata hasil analisa tambang Nikel kita cuma tinggal 15 tahun. Nek wes diangkut metu kabeh (Kalau sudah ditambang dan diekspor semua) suatu hari butuh Nikel kita harus mengimport dari negara lain. Itu namanya mudharat," tegas Cak Imin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya