Konsep Sustainable Living di IKN
- Dok.istimewa
Jakarta – Pembangunan Ibu Kota Nusantara berjalan beriringan dengan memperhatikan aspek lingkungan. Dalam Nusantara Fair yang diselenggarakan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) pada Minggu, 28 Januari 2024, Myrna Safitri, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan SDA Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan bahwa pembangunan Nusantara sebagai ibu kota dipastikan tidak mengganggu ekosistem lingkungan di Kalimantan yang dikenal sebagai Heart of Borneo.
“Pembangunan IKN tidak merusak hutan alam, kita memanfaatkan kembali hutan tanaman monokultur. Bahkan kita ingin membuat konsep hutan di tengah kota. Jadi masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk mencari kesegaran dan manfaat dari alam,” jelasnya pada sesi talkshow Nusantara Sustainable Living.
Dalam kesempatan yang sama, Anindya Bakrie, CEO Bakrie Group sekaligus Founder Bakrie Center Foundation juga berbagi proses transformasi Bakrie Group dalam mendukung keberlanjutan dalam bidang lingkungan juga energi.
“Dalam sektor bisnis, Bakrie saat ini terus bergerak naik untuk mempromosikan dan menawarkan produk yang mendukung keberlanjutan untuk energi. Misalnya, VKTR dalam produksi kendaraan listriknya. Kami fokus dalam produksi bus dan juga nanti ada truk. Helio, yang mendukung implementasi energi terbarukan dari tenaga surya. Dari segi edukasinya, Bakrie Center Foundation dan Universitas Bakrie juga siap berkolaborasi dengan Standford University untuk menghadirkan school of sustainability di IKN,” tambah Anin.
Penggunaan energi bersih ini menjadi salah satu konsep ramah lingkungan yang akan diterapkan di Nusantara, dimana 100% akan menggunakan energi terbarukan.
“Di Kaltim banyak industri batubara. Untuk mendukung konsep 100% memanfaatkan energi terbarukan, maka OIKN tidak akan mengeluarkan izin baru untuk industri batubara,” tegas Myrna.
Untuk memulai sustainable living, ditekanan perlu ada perubahan perilaku dari individu agar konsep green & sustainable living di IKN bisa terwujud.
“Untuk menghadirkan kota yang hijau, membutuhkan gaya hidup yang berbeda. Setiap dari kita harus ramah untuk semuanya, termasuk dari hal yang kecil yaitu bagaimana kita mengelola sampah,” jelas Prisia Nasution, Founder Kopi Panas Foundation.