Gus Mus Ketar-ketir Dengar Pidato Ketum PBNU: Begitu Nyebut Pilpres, Saya Keluar!

Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri atau Gus Mus di Konbes NU
Sumber :
  • TVNU

Yogyakarta – Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Mustofa Bisri atau Gus Mus mengaku sempat ketar-ketir ketika Rais Aam dan Ketua Umum PBNU pidato saat Harlah ke-101 NU dan acara Konferensi Besar dan Halaqoh Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, Senin, 29 Januari 2024.

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

Gus Mus khawatir kalau kedua tokoh tersebut bicara politik dan pilpres, maka pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, itu bakal pergi dari ruang acara. 

"Saya, ketika ketua umum pidato, rais aam pidato, ketar-ketir, jangan-jangan nyinggung pilpres. Saya sudah niat, begitu nyebut pilpres, saya keluar," kata Gus Mus dalam pidatonya di acara Konbes NU dipantau dari Youtube TVNU, Senin, 29 Januari 2024. "Itu bukan urusannya NU," 

Bawaslu: 'Lapor Mas Wapres', Pemilu dan Pilkada Jangan Digelar di Tahun yang Sama

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 

Photo :
  • VIVA/ Natania Longdong

Gus Mus menegaskan tugas Nahdlatul Ulama bukan untuk memenangkan capres-cawapres "Urusannya NU itu memperbaiki kinerja, memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres," tegasnya

DPR Dorong Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada Serentak 2024

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU tidak terlibat dalam dukung-mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.

"PBNU sudah sejak awal menyatakan bahwa kami tidak terlibat dalam dukung-mendukung, sebagai organisasi, sebagai lembaga tidak terlibat dalam dukung-mendukung," kata Gus Yahya usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X di Kompleks Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Senin.

Gus Yahya tidak memungkiri beberapa pengurus PBNU maupun aktivis NU memang ada yang terlibat, bahkan menjadi tim sukses kampanye resmi peserta Pemilu 2024. Namun, dia memastikan PBNU telah memberlakukan kewajiban cuti dari kepengurusan politis tersebut.

"Jadi, PBNU tetap dalam posisi tidak terlibat dalam dukung-mendukung. Kami akan berusaha menjalankan peran meniru Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X ini untuk menjaga kebersamaan masyarakat," tegasnya.

Dia juga menepis anggapan bahwa PBNU mengarahkan jajaran pengurus struktural organisasi tersebut untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagaimana disampaikan cendekiawan NU Nadirsyah Hosen.

"Rais a'am (PBNU) sama sekali tidak melakukan apa-apa, saya juga tidak. Jadi, kalau yang lain-lain kemudian terdorong oleh pernyataan yang dibuat oleh pihak lain terkait dengan ini, kemudian membuat gerakan atau tindakan masing-masing, ya, kami bisa apa? Ya, silakan saja, karena kami juga tidak akan menghalangi sepanjang tidak mengatasnamakan lembaga," jelasnya.

Selain itu, Gus Yahya juga menegaskan bahwa pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang menyebut pengikut rais a’am dan ketua umum bergerak memenangkan Prabowo-Gibran sebagai imbas dari ucapan Nadirsyah Hosen, bukanlah arahan resmi dari PBNU.

"Itu arahan pribadi (Gus Ipul). Walaupun saya sendiri kalau secara pribadi, kalau kepada sekjen ini sami'na wa atho'na (patuh); tetapi itu arahan pribadi beliau, bukan resmi dari PBNU, tidak atas nama organisasi," kata Gus Yahya.

 
 

Diskusi

Luhut: NU Harus Memimpin Upaya Perdamaian di Timur Tengah

Luhut dalam presentasinya juga memaparkan bahwa konflik Timur Tengah berpotensi memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan target pembangunan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024