Debat Terakhir Capres, Ganjar Bakal Beberkan Capaiannya Jadi Gubernur
- VIVA.co.id/Cahyo Edi (Yogyakarta)
Jakarta – Debat capres putaran terakhir akan digelar KPU RI pada 4 Februari 2024 mendatang. Debat ini akan mengusung bahasan soal Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia dan Inklusi.
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo angkat bicara tentang debat capres putaran terakhir itu. Ganjar mengaku dirinya sudah siap berdebat menghadapi dua capres lainnya yaitu Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di acara debat Cawapres 2024
- Dok Ganjar
Ganjar menyebut dalam sesi debat itu dirinya akan menceritakan tentang capaian dan apa yang sudah dilakukannya selama 10 tahun menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
"Insyaallah sudah siap (debat capres). Besok kan cerita kesra, cerita pendidikan kalau tidak salah. Mungkin kita akan bercerita pengalaman 10 tahun menjadi Gubernur (Jawa Tengah)," ujar Ganjar di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Minggu 28 Januari 2024.
Ganjar mengungkapkan lewat cerita soal program, capaian, dan pengalamannya jadi Gubernur Jawa Tengah itu, dirinya bisa langsung menunjukkan bukti apa yang yang sudah dilakukannya selama ini.
Ganjar menilai lewat bukti-bukti capaiannya ini masyarakat akan lebih mudah untuk melihat dan menilai apa yang sudah dikerjakannya selama 10 tahun di Jawa Tengah.
Ganjar menambahkan lewat cerita pengalamannya itu, dirinya tidak hanya sekadar berbicara di debat saja namun bisa langsung menunjukkan bukti capaian kerjanya selama ini.
"Sehingga ada evidence based, ada bukti yang bisa kita berikan pada masyarakat sehingga konseptualisasinya ada. Prakteknya ada sehingga akan memberikan bukti untuk meyakinkan publik," tegas Ganjar.
"Kita tidak hanya sekadar bicara. Kita bisa menyampaikan itu dan semuanya mesti jelas sehingga rakyat bisa melihat," imbuh Ganjar.
Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros
Wakil Menteri Dalam Negeri mengatakan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto meminta untuk memperbaiki sistem pemilihan umum (pemilu) karena tidak efisien dan terlalu mahal.
