Mahfud 'Kasih Paham' Menteri LHK soal Deforestasi Hutan: Perbedaan Membaca Data

Mahfud MD Debat Keempat Calon Wakil Presiden Pemilu 2024
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Mahfud MD menanggapi soal Menteri LHK, Siti Nurbaya yang menyebut adanya kekeliruan dalam mengkalkulasikan data, sehingga data yang dipaparkan dalam debat cawapres oleh Mahfud, disebut berlebihan.

Prabowo Panggil Sejumlah Menteri ke Istana, Bahas Bansos, Zonasi hingga Gaji Guru

Mahfud menegaskan bahwa data yang dibacanya berbeda dengan Siti Nurbaya. 

"Memang betul bukan kesalahan, tapi perbedaan membaca data. Yang disampaikan Bu Siti Nurbaya itu adalah Deforestasi Neto, data yang ada di KLH dan di BPS itu yang memang ada disitu," kata Mahfud kepada wartawan di Teuku Umar 9, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Januari 2024.

Presiden Vietnam Sampai Uber Prabowo Subianto Demi Bisa Foto Bersama Menterinya

Mahfud MD Debat Keempat Calon Wakil Presiden Pemilu 2024

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Mahfud mengaku membaca data dari Global Forest Watch. Ia menyebut referensi yang dibaca merupakan potret hilangnya atau tutupan hutan dalam waktu tertentu. 

Trump Abaikan Proses Pemeriksaan oleh FBI untuk Seleksi Calon Menteri, Menurut Media

Mahfud juga menjelaskan bahwa, Deforestasi Neto merupakan pengurangan antara Deforestasi Bruto dengan reforestasi.

"Data yang saya baca dari Global Forest Watch. Itu memotret hilangnya atau tutupan hutan dalam waktu tertentu. Sedangkan, Deforestasi Neto itu merupakan Deforestasi Bruto dan dikurangi Reforestasi, sehingga sisanya catatan oleh Bu Siti Nurbaya. Padahal, yang rusak sebelum Reforestasi itu tetap rusak karena terjadi Deforestas," ucap Mahfud.

"Karena Bu Siti Nurbaya mengurangi itu dengan reforestasi itu bisa menghitung seperti itu, gitu. Seperti data yang ada di BPS dan juga LHK saya juga baca," sambungnya.

Menteri LHK Siti Nurbaya di ASEANYouCAN-AMME.

Photo :
  • Dok. KLHK

Di sisi lain, Mahfud mengaku perhitungan data keduanya tidak ada yang salah. Ia menyebut tergantung dari seseorang ingin membaca datanya Bruto atau Neto.

"Saya pakai Global Forest Watch ini dan tidak ada yang salah, cuma Bu Siti Nurbaya mengurangi dengan tambahan tapi di tempat lain, yang rusak lebih dulu kan tidak tertutupi juga, tidak terbaiki. Itu saja, tidak apa-apa bagus ini. Sama-sama benar, tinggal mau baca dari mana, Bruto atau Neto. Saya pakai Global Forest itu setiap tahun rusaknya dalam 10 tahun, nih segini loh rusaknya," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Siti Nurbaya membantah data yang dipaparkan oleh Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD soal deforestasi hutan yang terjadi di Indonesia. Mahfud menyebut jumlahnya mencapai 12,5 juta hektare. Siti Nurbaya menilai Mahfud keliru dalam mengkalkulasikan data, sehingga data yang dipaparkan dalam debat Cawapres disebut berlebihan.

"Saya harus mengatakan bahwa data itu salah. Saya bisa kasih tahu data yang sebenarnya. Kalau dipakai sejak tahun 2013, ada persoalan konsep. Dan ada persoalan bagaimana membaca data," kata Siti Nurbaya yang dikutip Selasa, 23 Januari 2024.

Dia menjelaskan, angka deforestasi hutan di Indonesia pada tahun 2013 adalah 730 ribu hektare. Kemudian di tahun 2015, angka deforestasinya bertambah menjadi 1,09 juta hektare.

Penyusutan Hutan Alam Akibat Deforestasi

Photo :
  • ANTARA FOTO/FB Anggoro

"Jadi dari 0,73 juta hektare naik ke 1,09 juta hektare itu karena bencana El Nino di tahun 2015. Kemudian di tahun 2016 turun jadi 630 ribu hektare, dilanjutkan 2017 menjadi 480 ribu hektare, 2018 jadi 440 ribu hektare,” ucapnya.

"Di tahun 2019, Indonesia kembali mengalami El Nino, tapi tidak separah di tahun 2015. Di mana, angka deforestasinya menjadi 460 ribu. Sekarang di tahun 2022, kita hanya deforestasi 104 ribu hektare," sambungnya.

Politikus Partai NasDem ini pun mempertanyakan ihwal data yang disampaikan Mahfud hingga 12,5 juta hektare lahan mengalami deforestasi. Padahal data yang disampaikan di atas tidak menunjukkan hal tersebut, serta tidak konkret untuk dijumlahkan begitu saja.

"Jadi penegasannya itu, tadi bayangin aja 700 ribu hektare. Ini nggak bisa data kumulatif dengan data tahun selanjutnya. Misalnya tahun ini ada 600 ribu hektare lahan mengalami deforestasi, tahun depannya menjadi 900 ribu. Tidak bisa ditambahin begitu, 600 ribu tambah 900 ribu hektare. Kan nggak, tempatnya masih sama. Artinya angka deforestasi yang bertambah hanya 300 ribu hektare," terang dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya