Potret-potret Tom Lembong yang Disebut Gibran Kasih Contekan ke Cak Imin di Debat Pilpres 2024
- ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan
VIVA – Thomas Lembong baru-baru ini mencuri perhatian setelah namanya disebut oleh Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 2, dalam debat keempat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang diselenggarakan pada Minggu malam, 21 Januari 2024.
Gibran beberapa kali menyebut nama Thomas Lembong atau akrab disapa Tom Lembong ketika memberikan tanggapan dan pertanyaan untuk cawapres nomor urut 1, Cak Imin. Berikut sosok dan potret-potretnya.
Namanya Disebut-sebut dalam debat Pilpres 2024
Tom Lembong merupakan Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN). Dalam debat Pilpres Gibran Rakabuming Raka menyebut nama Tom Lembong saat memberikan tanggapan dan pertanyaan untuk Cak Imin.
Pasangan Prabowo Subianto ini menduga bahwa pertanyaan yang diberikan Cak Imin berasal dari "contekan" yang didapat dari Thomas Lembong alias Tom Lembong.
Pernah Jadi Menteri Jokowi
Pria yang lahir pada 4 Maret 1971 ini pernah menjabat sebagai menteri di periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada saat itu Tom menjabat sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Kerja dari 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016.
Selanjutnya, ia menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari 27 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019 setelah mengalami reshuffle.
Pernah Menulis Pidato untuk Jokowi
Tidak hanya aktif di dunia pemerintahan, Tom Lembong juga dikenal sebagai orang di balik penulis teks pidato untuk Presiden Jokowi. Sebagai contoh, pidato "Game of Thrones" yang disampaikan oleh Jokowi saat pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada tahun 2018 lalu. Selain itu, ia juga merangkai kata-kata dalam pidato bertema "Thanos" yang Jokowi sampaikan di Forum Ekonomi Dunia.
Pendidikan dan Karier
Tom adalah alumni Harvard University tahun 1994, dirinya juga terpilih sebagai Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum (WEF) pada 2008. Sebelum masuk pemerintahan, ia memiliki pengalaman di Deutsche Bank dan Morgan Stanley.
Setelah pengalaman lama di luar negeri, Thomas kembali ke Indonesia dan terlibat dalam penanganan krisis keuangan pada 1998. Ia pernah menjabat sebagai Division Head dan Senior Vice-President di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Setelahnya, ia menjadi CEO dan Managing Partner di Quvat Capital, juga terkait dengan kepemilikan Blitz Megaplex, salah satu jaringan bioskop terbesar di Indonesia, di mana ia pernah menjabat sebagai presiden komisaris.