61 Desa di Muaro Jambi Diterjang Banjir, Ekonomi Warga Terganggu

Banjir di Muaro Jambi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Syarifuddin Nasution (Jambi)

Jambi – Banjir kembali melanda Jambi, kali ini Sungai Batanghari meluap ke ribuan pemukiman rumah warga di Kabupaten Muaro Jambi, sehingga mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.

Pertamina Eco RunFest 2024, Dorong Pemberdayaan UMKM hingga Pertegas Komitmen Capai NZE 2060

Informasi dihimpun VIVA, banjir di Muaro Jambi terhitung sudah dua minggu lamanya yang saat ini terus menerus naik ke pemukiman rumah hingga banjir menggenangi dalam rumah warga. Tdak ada korban jiwa atas bencana banjir  tersebut, namun warga mengeluh agar diperhatikan Pemerintah Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi.

Pj Bupati Muaro Jambi Bachyuni Deliansyah banjir yang melanda di Kabupaten Muaro Jambi sudah menggenangi 61 desa di enam Kecamatan yakni Kecamatan Jaluko, Kumpeh Ulu, Taman Rajo, Sekernan, Kumpeh Ilir dan Kecamatan Marosebo.

1.687 Warga Terdampak Banjir di Periuk, Pemkot Tangerang Aktifkan 15 Mesin Pompa Air

Banjir di Kota Jambi

Photo :
  • Syarifuddin Nasution (Jambi)

"1.182 rumah terendam dan sekitar 4.191 KK warga yang  terdampak," jelasnya, Kamis,18 Januari 2024.

Tanggul Jebol Imbas Hujan Deras, Warga di Periuk Tangerang Kebanjiran

Ia mengatakan, terkait bencana banjir ia sudah berkordinasi dengan BPBD dan instansi Dinas di Pemerintah Muaro Jambi agar turun ke rumah-rumah warga yang terdampak banjir seraya memberi bantuan sembako.

"Saya sudah kordinasi dengan dinas diruang lingkup Pemerintah Muaro Jambi agar sama-sama beri bantuan terdampak banjir," ujarnya.

Terpisah Camat Sekernan mengatakan, banjir di wilayahnya paling parah tersebut yakni Desa Pulau kayuaro, Kedotan, Tantan, pematang Pulai dan pihaknya sudah membuat posko pengungsian untuk warga yang terdampak banjir sambil memberi bantuan sembako kepada warga.

"Kita juga sudah berkoordinasi kepada dinas kesehatan agar kesehatan warga terdampak banjir dipantau," tegasnya.

Hasan, korban banjir di Desa Tantan, Muaro Jambi saat dikonfirmasi mengatakan banjir melanda Desanya sudah dua minggu yang mengakibatkan jalan tidak bisa lagi dilalui mobil dan motor dan warga saat menyeberang sungai juga mengeluhkan ongkos mahal.

"Akibat banjir, perekonomian warga terganggu seperti tidak bisa ke kebun menyadap karet, sawit serta sinyal terganggu akibat banjir dan pendidikan pelajar pun terganggu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya