PVMBG Naikkan Status Gunung Marapi Sumbar Jadi Level III Siaga

Gunung Marapi, Sumbar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)

Sumatera Barat –  Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Marapi, Sumatera Barat dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga) terhitung mulai Selasa, 9 Januari 2024, pukul 18.00 WIB.

Gunung Ibu di Halmahera Barat Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 700 Meter

Sejak erupsi 3 Desember 2023, aktivitas Gunung api Marapi yang terletak di dalam wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar itu, terus menerus dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api di Kota Bukittinggi.

Kepala Badan Geologi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan menyebutkan, Gunung Marapi termasuk sering mengalami erupsi. Aktivitas erupsinya bahkan tercatat terjadi sejak tahun 1807 dengan masa istirahat terpendek kurang dari 1 tahun dan terlama 17 tahun (rata-rata istirahat 3,5 tahun). 

Gunung Marapi Erupsi Lagi

"Karakter erupsi Gunung Marapi adalah eksplosif dan juga efusif. Titik erupsinya tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur – barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu," kata Hendra melalui siaran pers, Rabu, 10 Januari 2024.

Gunung Marapi, Sumbar.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)
BNN Gagalkan Peredaran 624 Kilogram Ganja di Sumatera Barat

 Namun, kata Hendra, sejak awal tahun 1987 sampai sekarang erupsinya bersifat eksplosif yang berpusat di Kawah Verbeek. Aktivitas erupsi biasanya disertai suara gemuruh dengan produk erupsi dapat berupa abu, pasir, lapili dan terkadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.

Ia mengatakan, periode erupsi terakhir dimulai pada tanggal 3 Desember 2023 pukul 14:54 WIB. Erupsi itu terjadi secara eksplosif dengan tinggi kolom erupsi sekitar 3000 meter di atas puncak (5891 mdpl) dan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik. 

Kolom erupsi teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi juga disertai dengan aliran piroklasik ke arah utara dengan jarak luncur sejauh 3 kilometer dari puncak.  "Hingga saat ini, aktivitas erupsi dan hembusan masih berlangsung," ujar Hendra.

Lebih detail, Hendra menjelaskan, sejak 1 hingga 8 Januari 2024, secara visual Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi sekitar 150-700 meter di atas puncak.

Erupsi Gunung Marapi

Erupsi itu, teramati dengan tinggi kolom 700 meter di atas puncak dengan kolom erupsi berwarna kelabu. Dengan kondisi cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah utara, timur laut, selatan, dan barat daya dengan suhu udara sekitar 19 sampai 27,5°C.

Data kegempaan dalam interval waktu 1 sampai tanggal 8 Januari 2024 itu, didominasi oleh gempa hembusan. Kegempaan selengkapnya terekam 8 kali gempa Erupsi atau Letusan, 65 kali gempa Hembusan, 2 kali gempa Low Frequency, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, 11 kali gempa Vulkanik Dalam, 8 kali gempa Tektonik Lokal, 18 kali gempa Tektonik Jauh, dan Tremor menerus dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 1 mm).

Data deformasi dari Stasiun Tiltmeter Batupalano pascaerupsi utama 3 Desember 2023, kata Hendra, memperlihatkan kecenderungan mendatar pada sumbu tangensial maupun sumbu radial. Sementara untuk Stasiun Tiltmeter Puncak masih mengalami kerusakan terkena material erupsi 3 Desember 2023.

"Aktivitas vulkanik Gunung Marapi pada awal tahun 2023, didominasi oleh erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari 2023 hingga 20 Februari 2023 dengan tinggi kolom erupsi berkisar antara 75-1000 meter di atas puncak," kata Hendra.

Selanjutnya, kata Hendra, erupsi berhenti dan aktivitas kegempaan lebih didominasi oleh gempa Tektonik Lokal dan Tektonik Jauh. Namun demikian, jenis gempa vulkanik masih terekam meskipun dalam jumlah yang relatif rendah yang mengindikasikan, masih tetap ada dorongan magma atau fluida dari kedalaman.

Lalu, pada 3 Desember 2023 pukul 14:54 WIB kembali terjadi erupsi yang tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan. Tercatat gempa Vulkanik Dalam (VA) hanya terekam 3 kali dari tanggal 16 November sampai 2 Desember 2023 dengan baseline RSAM (Real Seismic Amplitude Measurement) relatif mendatar.

"Data tiltmeter juga menunjukkan pola mendatar pada sumbu radial dan sedikit inflasi pada sumbu tangensial," kata Hendra lagi.

Menurut Hendra, pascaerupsi 3 Desember 2023, erupsi lanjutan masih berlangsung hingga saat ini. Jumlah erupsi harian cenderung menurun namun sebaliknya jumlah gempa Low Frequency dan Vulkanik Dalam (VA) cenderung meningkat yang mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman masih terjadi dan cenderung meningkat.

Hal ini juga terlihat dari grafik baseline RSAM yang masih di atas normal dan data tiltmeter yang cenderung mendatar. Adanya aktivitas erupsi yang teramati secara visual dan masih terekamnya gempa erupsi serta  gempa hembusan yang disertai dengan tremor menerus menunjukkan aktivitas Gunung Marapi masih tergolong tinggi.

Data dari satelit Sentinel juga menunjukkan bahwa laju emisi (fluks) gas SO2 yang dihasilkan dari aktivitas Gunung Marapi saat ini tergolong tinggi.

Kehadiran magma di dalam dasar kawah yang terindikasi sejak teramatinya pancaran sinar api, di puncak Gunung Marapi pada tanggal 6 Desember 2023 malam hari dan teramatinya lontaran material pijar pada erupsi-erupsi berikutnya menunjukkan, telah terjadi perubahan tipe erupsi/letusan dari tipe freatik menjadi tipe magmatik.

Menurut Hendra, kondisi tersebut di atas dapat berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunung api yang dapat menyebabkan terjadinya erupsi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijar yang lebih jauh dari pusat erupsi. Oleh
karena itu, potensi ancaman bahaya Gunung Marapi juga dapat menjadi lebih luas.

"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka tingkat aktivitas Gunung Marapi dinaikkan dari Level II menjadi Level III terhitung dari tanggal 9 Januari 2024 pukul 18:00 WIB, dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini," ujar Hendra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya