Kenang Rizal Ramli, Yusril Ihza Mahendra: Sering Disebut 'Sosialis', Rizal Sebenarnya Religius
- Istimewa.
Jakarta – Ekonom senior dan mantan menteri, Dr Rizal Ramli, telah meninggal dunia. Di mata para sahabatnya, sosoknya memang sangat kritis, karena latar belakangnya sebagai aktivis.
Salah satu sahabat almarhum Rizal Ramli, Prof Yusril Ihza Mahendra, juga punya kenangan dengan sosok almarhum yang sempat menjadi Menko Kemaritiman pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla 2014-2019 itu.
Yusril mengatakan, mengenal Rizal Ramli sejak menjadi aktivis UI. Saat itu, Rizal adalah aktivis ITB yang juga seniornya.
"Kami makin akrab dan sering bertemu menjelang akhir pemerintahan Orde Baru dalam berbagai seminar, diskusi dan kegiatan-kegiatan publik lainnya. Di awal Reformasi, kami sama-sama menjadi anggota kabinet. Sama-sama pula melakukan upaya pemulihan ekonomi akibat krismon (krisis monoter) 1997-98," kata Yusril, mengenang Rizal Ramli, Rabu 3 Januari 2024.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang atau PBB, itu menyadari Rizal Ramli sebagai sosok yang berpikiran kritis. Sebab kata Yusril, latar belakang akademik yang kuat maka dia bukan orang yang sembarang bicara.
Tapi di balik sikap kritis itu, Yusril menegaskan kalau Rizal Ramli adalah seorang yang religius juga. Apalagi ayahnya adalah seorang Masyumi.
"Meskipun sering disebut-sebut "sosialis", Rizal sebenarnya religius. Saya sering jalan kaki bersama dari Istana Negara ke Mesjid Baiturrahim untuk shalat zuhur dan shalat Jum'at. Sambil berseloroh dia bilang ke saya "jelek-jelek ayah saya dulu orang Masyumi. Sama seperti anda. Nasionalis, Sosialis, Religius" katanya, sambil membuka tali sepatu di tangga Masjid Baiturrahim," kenang Yusril, yang pernah menjadi Menteri Kehakiman itu.
Masjid Baiturrahim adalah masjid yang berada di dalam kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Didirikan era Presiden RI pertama, Soekarno.
Yusril mengatakan, sebagai sahabat keduanya kerap kali saling mengunjungi. Berbincang tentang politik hukum hingga soal ekonomi. Meski, keduanya kadang berada pada posisi yang berbeda.
"Tidak selalu pikiran kami sama. Tetapi kami berangkat dari keprihatinan yang sama, dan mempunyai cita-cita yang sama, bagaimana memajukan bangsa ini dan keluar dari ketertinggalan," katanya.
Hidup ini singkat dan Rizal Ramli telah pergi selamanya. Yusril menilai, almarhum telah berbuat sesuatu, berpikir mencari jalan keluar dari persoalan bangsa. Walau masalah-masalah yang dihadapi pasti tidak bisa diselesaikan oleh sebuah generasi saja.
"Tantangan lama belum rampung, tantangan baru telah muncul di depan mata. Namun paling tidak, seseorang telah ikut menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk ikut menyelesaikannya. Rizal Ramli telah melakukan tanggung-jawab itu selama hidupnya. Tugas generasi baru pula untuk meneruskannya,".
Rizal meninggal dunia dalam perawatan medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Kabar duka itu pun disampaikan oleh pihak keluarga Rizal Ramli, dalam pesan WhatsApp yang telah beredar sebelumnya.