BKSDA Amankan Belasan Pendaki Asal Medan di Kaki Gunung Singgalang
- VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)
Agam – Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengamankan 15 pendaki asal Medan, Sumatera Utara. Mereka kedapatan hendak melakukan pendakian ke Gunung Singgalang, di Kabupaten Agam, untuk merayakan malam pergantian tahun baru.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai KSDA Sumatera Barat, Lugi Hartanto menyebutkan, 15 pendaki itu terpaksa harus diamankan lantaran empat gunung yakni, Marapi, Singgalang, Tandikat dan Sago Malintang yang dikelola BKSDA Sumatera Barat ditutup untuk pendakian selama batas waktu yang belum ditentukan.
"Saat melaksanakan patroli pengawasan dan pengamanan aktivitas pendakian, tim patroli bekerja-sama dengan jajaran Polsek X Koto, malam tadi berhasil mengamankan 15 orang pendaki asal Medan yang akan melakukan pendakian untuk merayakan pergantian akhir tahun di Gunung Singgalang. Mereka masuk melalui pintu masuk di Nagari Pandai Sikek," kata Lugi Hartanto, Senin, 1 Januari 2024.
Lugi menyebutkan, pengumuman penutupan kawasan Konservasi di bawah pengelolaan Balai KSDA Sumatera Barat yang menjadi tujuan kegiatan pendakian ditutup pada tanggal 3 Desember 2023 (Marapi) dan penutupan Singgalang, Tandikat dan Sago Malintang pada tanggal 18 Desember 2023 sudah disebarluaskan, baik melalui media sosial maupun pemasangan spanduk di setiap pintu masuk jalur pendakian. Namun faktanya masih saja ada yang melanggar.
Selain 15 pendaki itu, kata Lugi, pada kesempatan yang sama tim patroli juga mengamankan juga salah seorang oknum warga Jorong Tanjung Nagari Pandai Sikek yang telah melakukan pungutan kepada ke-15 pendaki asal Medan tersebut untuk dapat melakukan pendakian ke Gunung Singgalang.
"Setelah memastikan kondisi ke-15 orang pendaki dalam keadaan aman, selanjutnya mereka dibawa ke Polsek X Koto untuk diberikan pembinaan dan proses lebih lanjut," ujar Lugi.
Terpisah, kepada 15 pendaki itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai KSDA Sumatera Barat, Antonius Vevri memberikan arahan tata cara pendakian yang baik dan benar sesuai peraturan pengelolaan pendakian yang diterapkan Balai KSDA Sumatera Barat serta, meminta kepada para pendaki untuk tidak melakukan pendakian sampai dengan gunung dibuka kembali untuk umum.
"Wisata pendakian sejatinya adalah wisata terbatas atau tidak massal. Momen akhir tahun, akan membuat atensi masyarakat meningkat sehingga pendakian akan menjadi massal dan tidak terkendali. Pembelajaran dari tahun sebelumnya, momen hari kemerdekaan, libur panjang maupun pergantian tahun, selalu menimbulkan dampak ekologis berupa sampah dan tekanan gangguan terhadap flora fauna yang ada,” ujarnya.
“Sehingga penutupan gunung atau kawasan konservasi, sejatinya adalah upaya untuk memberikan ruang kepada alam, untuk memulihkan dirinya pasca berbagai tekanan dari manusia," kata Antonius menambahkan.