BNPT: Sepanjang 2023 Tidak Ada Aksi Terorisme di Indonesia

Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, BNPT, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan bahwa tak ada aksi terorisme sepanjang tahun 2023 di Indonesia. Walau di beberapa negara, aksi-aksi teror masih kerap terjadi.

Dubes Djumala: BNPT Memantau Seksama Situasi Suriah Pasca Tumbangnya Assad

Situasi tersebut diyakini sebagai indikasi adanya perbaikan masalah keamanan di Indonesia.

"Meski masih mendapat serangan teror di sejumlah negara, sepanjang tahun 2023 tidak ada aksi terorisme di Indonesia. Sebuah indikasi yang menunjukkan membaiknya situasi keamanan di Indonesia," kata Rycko dalam pernyataan pers akhir tahun secara daring, Jumat, 29 Desember 2023. 

Ini Permintaan Puan ke Pemerintah Jelang Nataru 2025

Selain itu, Rycko menjelaskan pihaknya mendapati 2.670 temuan konten digital bermuatan IRET (Intoleransi Radikalisme dan Terorisme). Adapun 1.992 di antaranya diusulkan untuk di takedown, sebagian besar terdapat pada Facebook dan Instagram. 

"Upaya yang dilakukan pemerintah, bahwa BNPT sebagai leading sektor dan koordinator penanggulangan terorisme di Indonesia, sesuai dengan mandat UU no. 5 tahun 2018 melaksanakan strategi nasional penanggulangan terorisme guna mewujudkan ketahanan publik melalui peningkatan kesadaran masyarakat, sehingga terwujud keterlibatan masyarakat, yang didukung oleh kolaborasi seluruh komponen bangsa," jelas Rycko.

Organisasi Jemaah Islamiyah Bubar, Menko Yusril Data Napi JI Buat Dapat Bebas Bersyarat dan Grasi

"Sehingga setiap warga, memiliki daya cegah, dan daya lawan terhadap bahaya ideologi kekerasan radikalisme dan terorisme," sambungnya.

Sementara itu, lanjut Rycko, strategi nasional tersebut diimplementasikan melalui peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2021 tentang rencana aksi nasional pencegahan dan penanggulangan yang mengarah pada terorisme.

"Yang terdiri dari 175 aksi melalui 512 kegiatan. Pada pilar 1, bidang pencegahan meliputi kesiapsiagaan nasional kontra radikalisasi dan deradikalisasi dengan 86 aksi dan 385 kegiatan, pada tahun 2023 ini telah tercapai 79 dari 86 aksi atau 91,8 persen," katanya.

Kemudian, bidang kedua yaitu penegakkan hukum, perlindungan saksi dan korban, penguatan kerangka dengan 33 aksi dan 77 kegiatan. Pada tahun 2023 telah tercapai 27 dari 33 aksi atau 81,8 persen.

Pada pilar ketiga, kata dia, bidang kemitraan kerja sama internasional, dengan 16 aksi dan 50 kegiatan, pada tahun 2023 telah tercapai 15 dari 16 aksi atau 94 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya