Mahfud sebut Pengungsi Rohingya yang Diusir Mahasiswa Dipindah ke Tempat Aman
- Nur Faishal (Surabaya)
Sidoarjo - Menteri Koordinator Bidang, Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Mahfud MD telah berkoordinasi dengan pemerintah lokal untuk memindahkan pengungsi Rohingya yang diusir mahasiswa ke dua tempat.
Adapun tempat penampungan bagi pengungsi Rohingya itu adalah gedung Palang Merah Indonesia (PMI) dan gedung Yayasan Aceh.
"Saya sudah mengambil keputusan dan tindakan, agar pengungsi-pengungsi Rohingya itu ditempatkan di satu tempat yang aman. Satu, ditempatkan di gedung PMI (Palang Merah Indonesia). Yang sebagian lagi ditempatkan di gedung yayasan Aceh," ujar Mahfud MD kepada wartawan di Sidoarjo, Jawa Timur, dikutip Jumat, 29 Desember 2023.
Mahfud menegaskan bahwa pihak kepolisian harus menjaga keamanan di tempat pengungsi Rohingya itu. Ia pun menyebut langkah menampung pengungsi Rohingya merupakan ikatan kemanusiaan yang tak terikat dengan konvensi PBB.
"Kan saya sudah berpesan agar aparat keamanan menjaga, karena ini soal kemanusiaan. Kita sendiri tidak terikat dengan konvensi PBB. Tentang pengungsi, yang kemudian membentuk komisi tinggi PBB tentang pengungsi, kita tidak terikat dengan itu, tapi kita punya ikatan lain yaitu kemanusiaan," ucap Mahfud.
"Orang kalau terusir, tidak bisa pulang ke negerinya, daripada terkatung-katung di laut, kita tampung dulu sementara, nanti dikembalikan melalui PBB. Karena yang punya aturan itu PBB," tambahnya.
Ia pun menyinggung soal peristiwa tsunami di Aceh yang terjadi pada tahun 2004 silam. Menurut Mahfud, ketika Aceh dilanda bencana tsunami, banyak negara berbondong-bondong memberikan bantuan dan solidaritas.
Maka kini masyarakat setempat seharusnya bersedia untuk membantu pengungsi Rohingya dengan memberikan penampungan sementara.
"Kita sendiri kalau mau ngusir sekarang, enggak bisa karena kita ndak ada urusan. Tapi, ini urusan kemanusiaan. Aceh dulu ketika terserang tsunami, manusia dari berbagai dunia menolong. Masa sekarang tidak mau menolong, kan gitu," tuturnya.
Sebagai informasi, Massa yang tergabung dalam mahasiswa tolak Rohingya mengusir paksa imigran ilegal itu dari tempat penampungan sementara di basement gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA) di Banda Aceh. Mereka diminta untuk dipindahkan ke kantor Kemenkumham Aceh, Rabu, 27 Desember 2023.
Awalnya massa berorasi di luar basement untuk mengusir Rohingya. Kemudian mereka masuk ke dalam basement dan menyuarakan hal yang sama. Bahkan jarak mereka dari tempat pengungsi Rohingya sekitar 40 meter.
Namun saat kordinator lapangan mahasiswa bernegosiasi dengan petugas, massa yang berada di belakang langsung berlari menuju ke arah tempat etnis Rohingya. Bahkan mahasiswa menarik paksa dan melakukan tindakan kekerasan lainnya seperti melempar dengan botol air mineral ke arah wanita dan anak-anak.
Etnis Rohingya yang dikepung mahasiswa hanya terdiam dan menangis ketakutan bahkan mereka terlihat meminta ampun. Petugas dari kepolisian dan Satpol PP tak mampu membendung massa yang jumlahnya sekitar 500 an orang.
Sekitar 30 menit berada di dalam basement, massa mahasiswa berhasil mengeluarkan etnis Rohingya dari dalam basement menuju mobil truk yang disediakan.
Lalu pengungsi Rohingya yang terdiri dari anak-anak, pria dan wanita itu diantar ke kantor Kemenkumham Aceh yang jaraknya dari BMA hanya berkisar 1 kilometer.