Candaan Zulhas soal Gerakan Salat dan Amin Jadi Polemik, Ketum MUI Bilang Begini

Ketua Umum MUI, Anwar Iskandar.
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito-istimewa

Jakarta – Ketum MUI KH Anwar Iskandar buka suara menanggapi viralnya video Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) soal Amin dalam salat. Anwar Iskandar mengatakan, dalam salat membunyikan kata Amin di ujung surat Al-Fatihah merupakan sunah. Oleh sebab itu, Anwar Iskandar berharap candaan Zulhas itu tidak dilebih-lebihkan dan dipolitisir.

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

"Suatu kalimat yang disunahkan oleh syariat untuk dibunyikan setelah orang membaca waladdhollin atau ketika orang berdoa. Itu hukumnya sunnah, aslinya seperti itu," ujar Anwar Iskandar, Kamis 21 Desember 2023.

"Artinya, Amin (di penghujung surat Al-Fatihah ketika salat) itu mudah-mudahan Allah mengijabah permintaan saya, orang tua saya, dan guru-guru saya," tambahnya.

Prabowo Percepat Target Swasembada Pangan Jadi 2027, Zulhas Ungkap Strateginya

Zulhas bersama Erick Thohir

Photo :
  • Dokumentasi PAN

Pengasuh Ponpes Al-Amien Kediri ini menyatakan, bacaan Amin di penghujung surat Al Fatihah sudah ada sejak zaman dahulu. "Itu sudah ada sejak partai-partai ini ada, sudah ada sejak Indonesia belum ada, sudah ada sejak dahulu kala, dan akan selalu ada sampai kiamat," ungkapnya.

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

Anwar mengatakan, hal biasa ketika para jemaah mengikuti salat tidak menyebut bacaan Amin di penghujung bacaan Al Fatihah. Ia meminta bacaan Amin tidak dipolitisasi oleh semua pihak dan tidak dicampuradukan dalam politik.

"Jadi itu biasa saja, tidak ada urusannya sama Anies-Muhaimin. Tidak mengucapkan, tidak berarti salatnya tidak sah, nggak ada urusannya sama politik. Bisa saja orang itu diam karena mulutnya sakit atau apa. Jadi nggak ada urusan, tidak ada larangan orang mengucapkan atau tidak dan tidak ada urusannya sama politik. Saya minta jangan mengait-ngaitkan Amin dalam salat dengan AMIN Anies Baswedan," jelasnya.

Dia mengatakan, akhir-akhir ini dalam rangka pilpres, ada calon presiden dan wakil presiden, kebetulan namanya satunya Anies, wakilnya Muhaimin untuk memudahkan kemudian disingkat jadi AMIN. "Artinya Anies dan Muhaimin. Tetapi dua kalimat ini tidak sama, yang satu itu nuansa agama murni, yang satu nuansa politik Pilpres 2024," lanjutnya.

Anwar meminta publik tidak melebih-lebihkan dan membuat polemik lebih panjang terkait apa yang disampaikan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal bacaan Amin dan jari saat tahiyat. Sebab, itu hanya bercandaan.

"Nah, kemudian akhir-akhir ini pak Kiai Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, juga Pak Anies Baswedan, dan terakhir Pak Zulhas membuat candaan dengan mengait-ngaitkan orang yang sedang salat karena cintanya pada paslon tertentu, kemudian tidak mau mengucapkan Amin. Bahkan saya lihat di video Pak Kiai Somad menampilkan berbagai mazhab tentang jari yang diucapkan ketika tahiyat. Bagaimana Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan lain-lain," ungkapnya.

"Bahkan, terakhir candaan Kiai Somad tentang orang yang mendukung calon tertentu, ketika tahiyat tidak pakai satu jari tapi dua jari, itu bercandaan," bebernya.

Anwar menegaskan, saat ini suasana politik memanas. Banyak hal dikait-kaitkan dengan politik. Ia juga meminta semua pihak termasuk para capres-cawapres berhati-hati untuk bercanda soal agama.

Jadi, kata Anwar, MUI mengambil posisi memberi nasihat kepada para kiai, ulama, politisi juga kepada calon-calon presiden, cawapres untuk berhati-hati dalam menggunakan diksi-diksi agama. Karena ada pepatah mengatakan kalamul imam, imamul kalam, ucapan pemimpin itu pemimpinnya ucapan. 

"Itu harus hati-hati, dampaknya nggak baik kalau nggak hati-hati. Agama itu kan memberi nasihat, kata Rasulullah agama itu nasihat. Nasihat kepada pemimpin dan rakyat, para pemimpin, politisi, dai, ulama dinasihati Rasulullah agar hati-hati, karena tajamnya mulut lebih berbahaya daripada tajammya pisau," tambahnya.

Menteri Pedagangan (Mendag) Hasan (Zulhas)

Photo :
  • Istimewa

Anwar juga mengimbau seluruh rakyat Indonesia menjaga persatuan di tahun politik 2024 ini. Ia berpesan agar tidak ada perpecahan selama pemilu.

"Kami berharap kepada seluruh bangsa, rakyat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan Indonesia. Tetap menjaga Indonesia yang damai, pemilu yang damai, Indonesia yang aman. Jangan sampai karena kasus ini kita terprovokasi. Sebab, tentu kita tidak ingin bahwa pemilu ini akan berakibat pecahnya persatuan Indonesia. Persatuan ini mahal sekali," jelasnya.

Dia mengatakan, Rakyat juga mesti nasihati supaya tidak terprovokasi ke hal-hal yang tidak menguntungkan. "Kita tetap pemilu damai, aman. Bahwa ada perbedaan pilihan, ya itu bagian dinamika demokrasi tapi tidak berarti membawa akibat hancurnya Indonesia," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya