Kata Jokowi Soal Temuan PPATK tentang Dugaan Transaksi Janggal terkait Pemilu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan jembatan otista di Bogor
Sumber :
  • Tangkapan layar

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan dugaan peningkatan transaksi mencurigakan terkait Pemilu 2024.

Momen Jokowi Full Senyum Saksikan Langsung Timnas Indonesia Bekuk Arab Saudi di GBK

Menurut Jokowi, semua aparat harus menindaklanjuti sesuai aturannya. “Ya semua yang ilegal dilihat saja sesuai dengan aturan ya, pasti ada proses hukum,” ujarnya.

Jadi, kata dia, aparat penegak hukum maupun PPATK harus menindaklanjuti dugaan temuan tersebut secara profesional dan jujur sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. “Ya semua harus mengikuti aturan yang ada. Sudah,” ujarnya.

Jokowi Turun Gunung Bantu Menangkan RK-Suswono, Loyalis Anies: Gak Ngaruh!

Sebelumnya, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkapkan, pihaknya menemukan data peningkatan transaksi mencurigakan terkait Pemilu 2024. Transaksi bernilai triliunan rupiah tersebut melibatkan ribuan nama.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana saat RDP dengan Komisi III DPR.

Photo :
  • YouTube DPR RI
Bos Sriwijaya Air Ditahan Kejagung, Jokowi Sampai Turun Gunung Bantu RK-Suswono

“Ini kan kita bicara triliunan, kita bicara angka yang sangat besar, kita bicara ribuan nama, kita bicara semua parpol kita lihat. Memang keinginan dari Komisi III menginginkan PPATK memotret semua dan ini kami lakukan. Sesuai dengan kewenangan kami," kata Ivan di Jakarta Barat, Kamis, 14 Desember 2023.

Ivan mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat ke KPU dan Bawaslu mengenai masalah ini. Dia mengatakan, KPU dan Bawaslu sudah memegang data soal transaksi janggal tersebut.

“Kami sudah kirim surat ke KPU-Bawaslu. Kami sudah sampaikan beberapa transaksi terkait dengan angka-angka yang jumlahnya besar ya," kata Ivan. 

Ivan mengatakan, laporan kepada PPATK terkait dengan Pemilu 2024 sangat masif. Kata Ivan, peningkatan transaksi mencurigakan itu mencapai lebih dari 100 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya