Satu Keluarga Diduga Bunuh Diri di Malang, Sang Ayah Tinggalkan Wasiat ke Anak Sulung

Ilustrasi garis polisi
Sumber :
  • VIVAnews/ Tudji Martudji

Malang - Kisah pilu dialami gadis berinisial K (12) asal Desa Saptorenggo, Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. K mendapati 3 orang yang disayanginya meninggal dunia di waktu bersamaan karena diduga dibunuh diri di rumah kontrakan pada Selasa kemarin.

Soroti Banyak Bunuh Diri karena Pinjol, DPR Minta Pemerintah Gerak Cepat Benahi Regulasi

Ketiga anggota keluarga itu adalah sang ayah wahab (38) , ibu Sulikha (40), dan aaak. Dan, jasad ketiga adalah R (12 tahun) anak bungsu dari pasangan suami istri tersebut.

K diketahui orang pertama yang diminta Wahab sebelum meninggal dunia untuk memanggil para tetangga ke rumah. K tidak mengetahui jika ibu dan adiknya sudah lebih dulu meregang nyawa di kamar belakang rumah itu.

Kasus Bunuh Diri Marak gegara Pinjol Ilegal, Puan Minta Pemerintah Punya Langkah Konkret

Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat.

Photo :
  • istimewa/Uki Rama

Usai pergi memanggil tetangga dan kembali ke rumah, K terkejut melihat ayahnya bercucuran darah karena luka sayat di pergelangan tangan sebelah kiri.

Deretan Kasus Bunuh Diri Terkait Pinjol di Indonesia Sepanjang 2024, Terbaru Satu Keluarga Tewas di Ciputat

"Orangnya (Wahab) masih hidup, waktu itu diantar ke rumah sakit oleh warga sampai rumah sakit meninggal dunia. Akibat luka sayatan di pergelangan tangan sebelah kiri akibat benda tajam," kata Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat.

Pun, ketika warga mendobrak pintu, diketahui 2 orang sudah tak bernyawa di kamar belakang rumah itu. Dia adalah sang ibu dan adik dari K. Warga kemudian, melaporkan hal itu ke Polsek Pakis.

"Di dalam kamar TKP total ada 3 orang W (Wahab) dengan dua orang mayat usia 40 tahun (Sulikha) dan 12 tahun (R)," ujar Gandha.

Lebih lanjut, dalam peristiwa tragis itu pesan yang menyayat hati yang ditulis almarhum Wahab. Isi pesan yang merinding itu itu ditulis di cermin meja rias.

'Kakak jaga diri. Papa, mama, adik pergi dulu. Nurut uti, kung, tante, dan om. Belajar yang baik. Uang papa mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak - papa," demikian isi wasiat yang ditulis tersebut.

"Ya ada tulisan di cermin meja rias. Intinya pesan kepada anaknya," jelas Gandha.


Pemberitaan di atas tidak untuk menginspirasi. Pembaca diimbau bijak dan tak menirunya. Jika merasakan gejala depresi, permasalahan psikologi yang berujung pemikiran untuk melakukan bunuh diri segera konsultasikan ke pihak-pihak yang bisa membantu seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya