Puskesmas Pembantu di Nambo Bogor Mudahkan Warga Akses Layanan Kesehatan
- VIVA/Muhammad AR
Bogor - Â Perusahaan pengolah limbah bahan beracun berbahaya (B3) PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) beberapa kali meraih CSR Award dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Penghargaan itu diberikan bukan tanpa alasan. Sejumlah program dijalankan bukan hanya kegiatan amal namun juga program yang bersifat berkelanjutan.
Warga yang bermukim di sekitar kompleks pabrik PPLI di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengapresiasi komitmen dan kontribusi perusahaan itu terhadap masyarakat setempat. Dana CSR yang dialokasikan setiap tahun, misalnya, menjadi tambahan PAD desa di luar dana yang dialokasikan oleh pemerintah pusat, kata Kepala Desa Nambo Nanang saat ditemui, Jumat, 8 Desember 2023.
Secara umum, katanya, PPLI selama ini sudah mengikuti prosedur dan aturan serta menjalin hubungan baik dengan pemerintah desa setempat. Program CSR PPLI sudah mencakup semua bidang mulai dari dukungan infrastruktur pendidikan, dan kesehatan, maupun bantuan tahunan kepada warga berbentuk sembako.
Nanang mencontohkan salah satu program yang berkelanjutan dari PPLI adalah pendirian Puskesmas Pembantu (Pustu). "Keberadaan Pustu ini sangat membantu. Sebelum ada Pustu, warga yang akan berobat harus ke Puskesmas Klapanunggal yang jaraknya lebih jauh," katanya.
Manfaat Pustu ini juga diakui salah seorang warga, Inah (42 tahun). Pelayanan kesehatan di Pustu Desa Nambo, katanya, tidak berbeda dan sebaik puskesmas utama di ibu kota kecamatan Klapanunggal.
Mengenai adanya pungutan terhadap pasien senilai Rp 5.000, itu dianggap wajar. "Biaya itu kan buat administrasi sama seperti kalau berobat di Puskesmas Klapanunggal juga segitu biayanya. Udah dapat obat dan dilayani dokter atau bidan," ujarnya.
Menurut seorang petugas Pustu, Ela, biaya tersebut merupakan ketentuan dari Puskemas Klapanunggal. Namun, bila warga atau pasien menggunakan kartu asuransi atau BPJS Kesehatan, tidak dipungut biaya sama sekali.
Selain keberadaan puskesmas, perhatian PPLI juga terlihat dari dukungan pembangunan infrastruktur di Desa Nambo. Di RT 11 RW 06, PPLI mendukung beberapa pembangunan seperti musala dan sarana pendidikan, ujar Lanin Saptadipura, Ketua RT setempat.
Pada saat musim kemarau lalu da krisis air bersih, lingkungannya mendapatkan pasokan bantuan air bersih. Pada awal 2024, PPLI berencana membangunkan sumur bor untuk dua RT yang airnya akan dialirkan ke rumah-rumah warga.
"Setiap tahunnya bantuan sembako juga diterima seluruh warga yang wilayahnya langsung bersebelahan dengan perusahaan. Ribuan paket didistribusikan ke warga. Bahkan dibandingkan perusahaan-perusahaan yang lain yang ada di Desa Nambo, PPLI merupakan perusahaan yang paling sering membantu kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Pemerintah desa juga selalu menginformasikan bantuan tahunan dari PPLI. Pada tahun 2023, misalnya, bantuan tunai dari PPLI ke PAD desa sampai Rp180 juta yang kemudian dibagi kepada masing-masing RT di lingkungan pabrik PPLI.
Selain bantuan infrastruktur, jumlah warga juga cukup banyak yang diperkerjakan oleh PPLI. Sejauh ini sudah 20 orang warga saya yang bekerja di PPLI, baik di perusahaannya maupun di kontraktornya, kata Lanin.
Ditemui secara terpisah di TPQ Al Mutiah binaannya, salah satu tokoh agama di Desa Nambo, Cecep, memaparkan dukungan PPLI terhadap perkembangan pendidikan Islam di desanya. "Selain bantuan infrastruktur bangunan TPQ kami, beasiswa juga diberikan buat siswa-siswi yang akan melanjutkan ke pesantren. Bahkan sebagian sudah ada yang lulus dari pesantren," ujarnya.
Pembangunan musala di tempatnya tinggal juga banyak dimotori oleh PPLI. Sekarang masih dalam tahap pembangunan. Dana awalnya dibantu PPLI, selanjutnya didukung peran serta warga sekitar.