Disebut Ada Keterlibatan 2 Petinggi Parpol di Kasus Pemerasan Firli Bahuri, KPK: Menarik Itu
- VIVA.co.id/ Zendy Pradana
Jakarta – Pengacara Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan, dugaan kasus pemerasan terhadap kliennya diduga ada keterlibatan dua petinggi partai politik (parpol). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara atas dugaan hal tersebut.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri mengatakan, jika memang benar adanya justru menjadi hal yang menarik dalam dugaan kasus pemerasan terhadap SYL itu.
"Yang ngomong siapa? Menarik itu (didalami)," ujar Ali Fikri kepada wartawan, Kamis 7 Desember 2023.
Kendati demikian, Ali menegaskan bahwa dugaan kasus pemerasan terhadap SYL itu berbeda penanganan perkaranya dengan kasus korupsi di Kementerian Pertanian RI. Dugaan kasus pemerasan yang diduga dilakukan oleh ketua nonaktif KPK Firli Bahuri itu ditangani oleh Polda Metro Jaya.
"Jadi gini, perkara yang SYL itu beda dengan yang sedang penyelidikan oleh KPK. Yang jadi persoalan di Polda dengan tersangka Pak FB (Firli Bahuri) ini bukan SYL yang sekarang, itu beda," kata Ali.
Ali menuturkan sejatinya kasus pemerasan itu dilakukan di Polda Metro Jaya. Maka itu KPK tidak akan ikut campur dalam penanganan perkara yang sedang berjalan di Polda Metro.
Tapi, kalau beririsan dengan kasus SYL, bisa ditindaklanjuti.
"Nah siapa nanti yang dituju, kan peristiwa pidananya dulu yang dicari," katanya.
Sebelumnya, Kuasa hukum dari eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengklaim adanya dugaan oknum petingi partai politik terlibat beberapa proyek di Kementerian Pertanian (Kementan). Djamaluddin Koedoeboen selaku kuasa hukum menyebut, atas dasar ini yang membuat pemerasan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif, Firli Bahuri ke kliennya.
"Ini terkait dugaan keterlibatan mereka di beberapa proyek di Kementan, sehingga terjadi pemerasan dari FB selaku ketua KPK nonaktif terhadap pak SYL," ucap dia kepada wartawan, Rabu 6 Desember 2023.
Namun, dia tak merinci membeberkan apa saja nama parpol yang diduga terlibat beberapa proyek di Kementan itu. Dirinya cuma menyebut jumlahnya lebih dari dua partai.
"Maaf aku nggak bisa menyebut nama partainya. (Jumlah) diduga lebih dari dua partai politik," katanya.
Adapun hal itu diucapnya saat ditanya soal ultimatum terhadap kubu Firli beberapa waktu lalu. Djamaluddin saat itu mengaku ada hal yang tidak bisa diungkap ke publik lantaran mau menjaga kondisi atau iklim kondusif dalam rangka menghadapi pemilihan presiden dan pemilihan umum 2024.
"(Itu soal) Kami menduga terkait dengan keterlibatan beberapa oknum petinggi beberapa partai tertentu, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu pesta demokrasi di 2024 nanti," katanya.