Istana Heran Eks Menag Fachrul Razi Ngaku Dicopot karena Tolak Bubarkan FPI: Untuk Apa Diramaikan?

Fachrul Razi
Sumber :
  • Humas Kemenag

Jakarta - Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengaku heran kenapa eks Menteri Agama Fachrul Razi menyebut kalau dia diganti atau reshuffle pada 2020 dari jabatannya oleh Presiden Joko WIdodo, karena menolak pembubaran Front Pembela Islam, FPI.

Menag Nasaruddin Berharap Peringatan Hari Ibu Jadi Penguatan Pemberdayaan bagi Perempuan

Motif purnawirawan jenderal TNI itu pun dipertanyakan. Apalagi saat ini, di tengah-tengah konstelasi politik perhelatan Pemilu 2024 yang sedang berlangsung hingga 14 Februari 2024. Fachrul Razi sempat membuat pengakuan heboh karena mengklail direshuffle oleh Presiden Jokowi lantaran menolak pembubaran FPI, yang diasuh Habib Muhammad Rizieq Shihab.

“Saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi mengapa isu pergantian Bapak Fachrur Razi sebagai Menteri Agama dan isu atau kasus yang lain baru diangkat saat ini ditengah proses kontestasi politik dalam pemilu,” kata Ari dikutip pada Selasa, 5 Desember 2023.

Menag Nasaruddin Umar: Seribu Hektar di PIK Tak Ada Suara Azan

Makanya, Ari heran kenapa mantan Kasum ABRI ini baru berbicara soal dipecat sebagai Menteri Agama karena menolak pembubaran FPI ditengah proses Pemilu Serentak 2024.

“Dalam istilah Bapak Presiden, untuk apa diramaikan? Dan untuk kepentingan apa itu diramaikan?,” ujarnya.

Nasaruddin Umar Disebut Getol Bersihkan Kemenag dari Perilaku Koruptif

Padahal, jelas Ari, pembubaran FPI itu merupakan terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani enam Menteri dan Kepala Lembaga di bawah koordinasi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).

Antata lain yakni Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Jaksa Agung, Kapolri, dan Kepala BNPT.

“SKB 6 K/L itu disampaikan pemerintah setelah rapat bersama yang dilakukan di Kantor Kemenkopolhukam pada tanggal 30 Desember 2020. Jejak digitalnya bisa dicheck lagi,” ujarnya.

Menurut dia, Presiden Jokowi pasti memiliki penilaian terhadap kinerja para pembantunya, termasuk ketika mau mengangkat seseorang menjadi anak buahnya dalam kabinet.

“Dalam hal pengangkatan dan pemberhentian menteri, Presiden pasti mempertimbangkan banyak hal, untuk yang terbaik bagi kepentingan rakyat, bangsa dan negara,” pungkasnya.

Sebelumnya, Fachrul Razi saat menjadi Menteri Agama RI diawal periode kedua Presiden Jokowi, mengaku sempat dipanggil oleh Presiden dan juga Wapres soal pembubaran FPI. Tetapi menurutnya, cukup dibina. Begitu juga saat rapat kabinet terbatas, dia mengaku demikian juga, tidak perlu dibubarkan. Sedangkan yang lainnya sepakat dibubarkan.

Kemudian, seminggu sebelum dia direshuffle pada 22 Desember 2020, Presiden menggelar rapat terbatas khusus membahas pembubaran FPI. Fachrul mengaku sempat minta saran ke istri sebelum menghadiri rapat kabinet terbatas.

"Sebelum berangkat saya bilang ke istri saya. 'Mam, ini ada sidang kabinet terbatas topiknya hebat banget. Pembubaran FPI. Ada saran nggak Mam?' kata saya ke istri saya," tutur Fachrul Razi.

"Istri saya bilang, 'Pah, kalau papa tetap bertahan tidak membubarkan FPI, tapi hanya membelanya atau membinanya, papa pasti 100 persen di-reshuffle. Tapi menurut saya, itu pilihan terbaik. Kalau nggak, papa malu sama umat Islam. Malu sama orang Aceh. Orang organiasi Islam besar dibina saja cukup kenapa harus dibubarkan," sambungnya.

Yang membuatnya salut, terang Fachrul Razi, istrinya mendukung keputusan itu. Sang istri mengaku sudah bangga dengan pencapaian Fachrul Razi di TNI sebagai jenderal bintang empat.

"Mohon maaf, kalau menteri, semua orang dekat Presiden bisa jadi menteri. Tapi kalau di tentara mengabdi 32-35 tahun belum tentu jadi jenderal bintang empat. Jadi kalau menurut saya, tidak perlu dibubarkan cukup dibina. Nah itu saya sampaikan. Pada saat rapat semua menteri dan kepala badan lembaga tidak ada yang ngomong lain kecuali bubarkan, hanya saya satu-satunya sampaikan itu," paparnya.

Ia juga menepis anggapan salah satu menteri yang menyebut di dalam FPI ada unsur-unsur radikal. Menurutnya, kalau di dalam FPI ada unsur radikal sebagai organisasi justru lebih mudah mengawasi ketimbang mereka sudah bubar di luar organisasi.

"Seminggu kemudian saya direshuffle tapi kita sudah tahu itu, ya kita ketawa-ketawa aja. Kemudian tiga hari lagi FPI dibubarkan. Dan saya senang pada saat FPI dibubarkan pada saat saya tidak jadi Menteri Agama lagi," tegasnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya