Kepala BKKBN: Angka Stunting di Jawa Tengah Mulai Turun

Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana dan Ketua BKKBN, Hasto Wardoyo
Sumber :
  • Istimewa

Semarang – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memuji capaian program percepatan penurunan stunting dan Bangga Kencana di Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

PKN Besutan Anas Urbaningrum Siap Bantu Prabowo Entaskan Masalah Stunting

“Angka TFR (total fertility rate) di Jawa Tengah sudah 2,09 dari target 2,1. Faktor risiko stunting di Jawa Tengah dari 2021 ke 2022 ini menurun. Karena apa? Karena jambannya masyarakat lebih baik, sanitasi membaik, air minum lebih baik,” sebut Hasto dalam kegiatan Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi, di Semarang,  Senin, 4 Desember 2023.

Hasto menyampaikan, Jateng telah menunjukan tren positif dalam percepatan penurunan stunting. Hal ini tampak dari capaian-capaian yang telah diraih oleh Kabupaten Kota di Jawa Tengah.

Stunting dan Anemia Masih Tinggi di Indonesia, Hasil Studi Temukan Solusi Mengatasinya

“Tahapaan bonus demografi Jawa Tengah, Kabupaten Cilacap sedang berada di puncak bonus demografi, dengan rasio 43,06. Kemudian Kabupaten Banyumas 45,3 bonus demografi sedang berjalan. Rata - rata Jawa Tengah 43,16,” kata dia

Lobster Ternyata Sangat Disarankan Buat Ibu Hamil untuk Cegah Anemia dan Stunting, Tapi...

Begitupun angka unmet need dan perkawinan usia dini, Hasto memaparkan bahwa saat ini Jateng terus menuju ke arah yang lebih baik.  

“Kasus unmet need juga menurun. Usia perkawinan juga lebih baik di Jawa Tengah, yang tadinya di bawah 21, sekarang udah banyak mendekati usia 21. Tapi jangan kelamaan juga, sampai 35 idealnya bagi perempuan. Gerakan untuk ber-KB di Jawa Tengah ini luar biasa,” sebut Hasto

Lebih lanjut, dia menjelaskan bagaimana tren penurunan stunting di Jateng ini menurun. Melihat bagaimana faktor risiko penyebab stunting diantisipasi, maka yakin saja jika tahun 2023 ini angka prevalensi stuntingnya bisa menurun.

Percepatan Penurunan Stunting terus dilakukan secara cepat dan masif, hal ini tak lepas dari cita-cita besar untuk menyambut Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045. 

Menurut Hasto dalam hal menyambut bonus demografi ini, generasi muda lah yang akan menentukan bonus demografi itu berhasil atau tidak.

Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana

Photo :
  • Istimewa

Pada kesempatan yang sama, Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana, optimistis jika akhir 2023 angka prevalensi stunting di Jateng bisa menyentuh 17 persen, bahkan dibawah itu. 

“Saya harapkan sehabis ini kita punya komitmen untuk menurunkan stunting, dan mampu mencapai target. Bila perlu di bawah target, di bawah 14 persen,” ungkap Nana.

Dia juga memotivasi bahwa selama ada kemauan, maka kemampuan pasti akan mengikuti. “Insyaallah target 14 persen kalau kita mau, tidak ada yang sulit. Semua ada solusinya, jika kita mau,” tegasnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Eka Sulistia Ediningsih mengatakan bahwa selama tahun 2023, berbagai upaya telah dilakukan bersama secara konvergensi, dalam rangka mewujudkan tercapainya target penurunan prevalensi Stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.

Diantaranya memperkuat sinergitas di masing-masing bidang TPPS Provinsi, melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap bulan. Meningkatkan koordinasi dan penguatan kelembagaan TPPS Kabupaten/Kota, melalui berbagai kegiatan. 

Terbitnya Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah tentang KB Pasca Persalinan (KBPP) untuk ditindaklanjuti dalam bentuk regulasi di kabupaten/kota. Melakukan monitoring dan evaluasi terpadu pasca roadshow Menko PMK, dimana isu dalam monitoring adalah ketersediaan Antropometri kit dan USG (ultrasonografi). 

Kolaborasi dan konvergensi melalui Pengukuhan Pangdam IV Diponegoro sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Dokumen Strategi Komunikasi dan perubahan perilaku Provinsi Jawa Tengah bersama Unicef dan Tanoto Foundation.

Generasi Emas bisa tercapai ketika bonus demografi bisa dioptimalkan dengan baik. Bonus demografi dengan lebih dari 50 persen penduduk Indonesia berada di usia produktif. Maka dari itu, pentingnya mempersiapkan generasi tangguh dari saat ini, agar sumber daya manusia yang berkualitas bisa terwujud, bonus demografi termanfaatkan dengan maksimal, dan Indonesia berhasil menjadi negara maju.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya