Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Lahirkan 9 Isu Kebangsaan, Termasuk Pemilu 2024
- Istimewa
Jakarta – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, IMM, merespons 9 isu permasalahan kebangsaan, dalam forum Tanwir. Diantaranya adalah perhelatan Pemilu 2024 yang saat ini sudah mulai berlangsung hingga 14 Februari 2024.
Tanwir IMM digelar pada 1-3 Desember 2023. Abdul Musawir Yahya selaku Ketua Umum DPP IMM, mengatakan 9 isu kebangsaan tersebut harus direspon sebagai pertanggungjawaban intelektual.
“Penyelesaian sembilan permasalahan bangsa ini memjadi syarat untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu, semua elemen bangsa harus berkolabarasi menangani masalah-masalah itu jika mau memajukan Indonesia” kata Abdul Musawir, Minggu 3 Desember 2023.
Sembilan poin tersebut mencermati isu korupsi, pendidikan, kesenjangan sosial dan ekonomi, masalah diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan, Pemilu 2024, krisis lingkungan, masalah generasi muda, masalah hukum dan keagamaan.
Pertama, IMM mengkritik gurita korupsi yang terjadi di Indonesia. Ini terjadi karena masalah integritas dan kuatnya intervensi politik. IMM melihat cenderung tebang pilih dan menyasar lawan politik. Pemberatasan korupsi bisa dilakukan bila ada penegakan keadilan oleh pemerintah.
Kedua, masalah pendidikan nasional juga dikritisi. Karena dianggap sebagai penyebab utama merosotnya kualitas manusia Indonesia. IMM memandang masalah pendidikan harus segera diselesaikan, baik secara sistemik maupun secara teknis.
Ketiga, masalah kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia. Ini timbul karena dalam pandangan IMM terjadi kemerosotan kualitas pendidikan, minimnya akses sumber daya, kebijakan ekonomi yang kurang merata hingga oligarki yang menguasai hajat hidup orang banyak. Solusinya, perlu memastikan pemerataan akses sumber daya, membangun kebijakan yang berkadilan dan perbaikan kualitas Pendidikan yang setutur menunjang perbaikan ekonomi.
Keempat, diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. IMM memandang itu karena dilihat dari banyaknya kasus pelecehan seksual, pernikahan dini, masalah ketidakpastian Nasib pekerja formal dan informal, dan keterwakilan perempuan dalam politik.
Kelima, tentang Pemilu 2024. Terutama tetap munculnya praktik fitnah, adu domba dan narasi kebencian. IMM mendorong para kontestan, partai politik dan kekuatan sosial lainnya untuk tampil memberi pendidikan politik dan ketauladanan para elite. Yakni mengedepankan prakti politik yang luhur serta berkeadaban.
Keenam, masalah lingkungan. Masalah tersebut menyangkut deforestrasi dan penggundulan hutan, polusi udara, pencemaran air, merebaknya sampah plastik. Rusaknya terumbu karang, buruknya pengelolaan limbah dan masalah yang lain. IMM mendorong kebijakan public yang mengedepankan kelangusngan alam semesta.
Ketujuh, masalah generasi muda. Pembinaan dan pemberdayaan terhadap mereka masih belum maksimal. Sehingga menurut IMM, anak muda rentan terpinggirkan terutama dari segi sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan. Siding Tanwir menyepakti perlunya menyelesaikan masalah ini dengan upaya membangun kedaulatan generasi muda Indonesia.
Kedelapan, IMM mengkritik reduksi nilai-nilai agama yang luhur menjadi kepentingan sesaat. Akibatnya muncul intoleransi, sektarianisme, ideologi maut dan politisasi agama.
Kesembilan, IMM menekankan perlunya menjadikan hukum sebagai panglima dalam menyikapi seluruh persoalan kebansgaan, dalam hal ini, negara dipandang wajib menghadirkan rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Saya berpesan agar suapaya di internal IMM juga dapat mengimplementasikan sikap IMM ini di tingkat DPD, Cabang, Korkom hingga komisariat. Ini harus menjadi perhatian kita bersama” kata Abdul Musawir.