Aksi Mahasiswa Medan Tolak Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM

Ratusan mahasiswa di Medan, gelar mimbar besar, tolak politik dinasti
Sumber :
  • Istimewa

Medan - Menolak politik dinasti di tanah air ini, ratusan mahasiswa menggelar mimbar bebas yang berlangsung di Universitas Santo Thomas Unika, Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis 30 November 2023.

Pengamat: Pilkada Jakarta 2024 Jadi Ajang Pertarungan Prabowo-Jokowi vs Megawati-Anies

Ratusan mahasiswa ini, dari 23 perguruan tinggi yang ada di Kota Medan. Selain menolak politik dinasti, juga menolak Calon Presiden diduga melanggar hak asasi manusia. 

"Jadi kami aliansi mahasiswa Sumut menolak melakukan mimbar bebas politik dinasti dan pelanggaran HAM. Hal ini sebagai sikap kami dalam melihat politik hari ini," ucap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Santo Thomas Unika Medan Mujur Leonardo Manalu.

Mahasiswa USU Geruduk Kampus gegara Rektor Prof Muryanto Diduga Cawe-cawe Pilgub Sumut

Ratusan mahasiswa di Medan, gelar mimbar besar, tolak politik dinasti

Photo :
  • Istimewa

Mujur menilai Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 ini, publik di tengah dipertontonkan soal politik dinasti. Apa lagi, menjadi pusat perhatian terkait putusan Mahkamah Konsitusi (MK), yang dianggap cacat prosedural dan melanggar konstitusi demi kepentingan kelompok. 

Ridwan Kamil Serang Mas Pram Ahok Kena Getahnya, Kelakuan Mahasiswa Mabuk hingga Oral Seks

"Putusan MK mencederai hukum dan masyarakat. Oligarki meloloskan aturan yang hanya untuk kepentingan golongan," jelas Mujur.

Atas hal itu, Mujur meminta masyarakat untuk dapat cermat dalam memilih pemimpinnya untuk 5 tahun kedepan pada 14 Februari 2024, nantinya.

"Intinya kami menolak politik dinasti dan pelanggar HAM. Sebagai mahasiswa kami ingin masyarakat cerdas dalam menentukan pilihan," tutur Mujur. 

Ratusan mahasiswa di Medan, gelar mimbar besar, tolak politik dinasti

Photo :
  • Istimewa

Pada mimbar kerakyatan tampil sejumlah tokoh yang berprofesi sebagai seniman, budayawan, dosen dan tokoh masyarakat menyampaikan orasinya. 

Sementara itu, Rektor Unika St Thomas Prof Dr Maidin Gultom SH MHum mengatakan, demokrasi merupakan pondasi bangsa yang harus dijaga bersama. Mimbar bebas tersebut, ia menilai sebagai bagian menyelamatkan nilai-nilai demokrasi yang menjadi ciri khas kehidupan kita sebagai bangsa. 

Demokrasi sebutnya tidak hanya pemilihan umum saja, tapi tentang partisipasi aktif kebebasan berekspresi.

"Jadikan mimbar kerakyatan ini sebagai wadah kita untuk bersuara menyampaikan pendapat dan menjadi agen perubahan yang konstruktif," ujarnya.

Sebagai akademisi, Maidin merasa memiliki tanggung jawab yang besar untuk tidak hanya sebagai saksi tapi juga pelaku dalam membangun demokrasi yang sehat dan kuat.

"Kehadiran mahasiswa di sini merupakan bukti kesadaran akan peran kita dalam menyelamatkan demokrasi dari berbagai ancaman," ungkapnya.

Maidin menyebutkan, Unika St Thomas sebagai komunitas akademik memiliki kekuatan besar untuk membentuk opini, memberikan pemahaman yang mendalam dan membimbing generasi muda menjadi pemimpin masa depan yang demokratis dan bertanggungjawab.

"Mari kita sama-sama menjalankan peran ini dengan penuh kesadaran dan komitmen. Kita juga tak mau terlena dengan perkembangan zaman. Kita harus tetap waspada terhadap upaya-upaya yang dapat melemahkan nilai-nilai demokrasi," harapnya.

Maidin juga menuturkan mimbar bebas ini merupakan panggilan untuk bersama-sama melawan ancaman bentuk demokrasi toleransi dan ketidakadilan.

"Saya mengajak semua untuk merenung sejenak tentang arti penting demokrasi. Mari kita galang kebersamaan dan jadikan interprensi ini sebagai momentum untuk memperkokoh ikatan kita sebagai akamidisi yang berkomitmen kepada demokrasi dengan pikiran rasional, objektif dan tidak boleh ada kekerasan fisik maupun kekerasan psikis," jelasnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya