Gandeng Mitra Daerah, KKP Jaga Populasi Cumi di Banten
- Dok. KKP
Jakarta – Kementerian Kelatuan dan Perikanan (KKP) melalui loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang melaksanakan kerja sama dengan mitra konservasi dan akademisi serta Mutiara Carita Cottages, melakukan peletakan atraktor cumi. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan ekonomi biru.
"Peletakan atraktor cumi merupakan salah satu ke dalam rangka pelaksanaan kewajiban pemegang KKPRL terkait aspek menjaga kelestarian eksositem laut dan melakukan rehabilitasi sumber daya yang mengalami kerusakan, menjaga kehidupan, dan alur migrasi biota laut," ujar Kepala Loka PSPL Serang, Santoso Budi Widiarto, dalam keterangannya, Rabu, 29 November 2023.
Saat ini, menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Eli Susiyanti, Banten telah memiliki perda provinsi integrasi keempat dari 11 Perda integrasi provinsi di seluruh Indonesia yang sudah terbit. Dia berharap, "Apapun yang dilakukan dalam pemanfaatan ruang laut bermanfaat untuk masyarakat pesisir dan memperhatikan kesehatan lingkungan."
Kegiatan ini termasuk ke dalam monitoring pemanfaatan ruang laut di daerah pesisir Pantai Carita. Peletakan atraktor dilakukan di dua lokasi. Atraktor yang terbuat dari drum dan rangkaian tali ini diturunkan di dalam wilayah pemanfaatan ruang laut Mutiara Carita Cottages (MCC), sedangkan satu lagi di perairan Desa Sukarame.
Mereka yang hadir antara lain perwakilan dari Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Pandeglang, Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Banten, BKSDA Jawa Barat SKW 1 Serang, Danposal Labuan, Satpolair Panimbang, serta kelompok konservasi Alam Bawah Laut Sukarame (KABL).
Direktur MCC Bambang Irianto menyampaikan komitmen untuk pemanfaatan ruang laut yang telah terbit Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL), tidak hanya untuk kepentingan bisnis saja tapi juga untuk menjaga populasi ikan dan cumi melalui penurunan atraktor cumi.Â
Dalam kegiatan ini, juga dilakukan diskusi. Sejumlah pembicara mengungkapkan pentingnya konservasi ikan hingga peranan akademisi dalam bidang perikanan dan kelautan di Indonesia.
Pembicara Andi Rusandi mengingatkan pentingnya masyarakat untuk mengetahui jenis ikan apa saja yang bisa dimanfaatkan dan yang termasuk dilindungi ataupun termasuk Appendiks CITES. Â
Sementara Prof Fredinan Yulianda menyampaikan peran penting akademisi dalam kemajuan bidang perikanan dan kelautan di Indonesia. "Hasil karya akademisi ini perlu lebih diperhatikan dan diberi apresiasi dalam segala inovasinya," katanya. Â
Adapun Prof Mulyono S. Baskoro memaparkan tentang habitat yang disukai cumi saat melakukan pemijahan, hingga hasil dari adanya atraktor cumi di perairan. "Pemanfaatan ini juga bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang masih memanfaatkan jenis ikan dilindungi dalam mencari nafkah," ujarnya. Â