Sungai Batanghari Jambi Tercemar Sampah dan Eceng Gondok
- Syarifuddin Nasution (Jambi)
Jambi – Sungai Batanghari, Jambi yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera tercemar setelah sungai berbuih bercampur eceng gondok hingga tumpukan sampah mengalir di sepanjang sungai.Â
Pantauan VIVA di lapangan, tampak aliran kotoran tersebut mengalir melewati rumah dinas Gubernur Jambi, Al Haris tepat Sabtu (18/11/2023) sekitar pukul 17.00 WIB.
Rudi warga Kota Jambi sangat menyayangkan Sungai Batanghari tercemar tumpukan sampah di sepanjang aliran sungai dan ia berharap kepada Pemerintah Provinsi Jambi segera mengatasi kotoran di sepanjang sungai.
Kondisi Sungai Batanghari, Jambi
- Syarifuddin Nasution (Jambi)
"Sungai batanghari adalah kebutuhan jutaan masyarakat Jambi dan ketika melihat Sungai Batanghari berbuih campur kotoran sampah dan eceng gondok sangat disayangkan dan berharap pemerintah cepat mengatasinya," ujarnya, Minggu (19/11/2023).
Rudi menegaskan kotornya Sungai Batanghari akibat ulah oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab karena telah mencemari Sungai Batanghari dan ia mengharapkan Sungai Batanghari bersih dan terhindar dari penyakit.
"Sungai Batanghari juga kita konsumsi ke dalam tubuh dan kalau Sungai Batanghari kotor sekali tentunya penyakit banyak datang dan kita sebagai warga Jambi yang perhatian terhadap sungai sangat berharap jernih dan terhindar dari penyakit," jelasnya.
Kondisi Sungai Batanghari, Jambi
- Syarifuddin Nasution (Jambi)
Terpisah, Suwarni warga Kota Jambi saat dikonfirmasi mengatakan melihat sepanjang sungai batanghari kotor berbuih bercampur eceng gondok serta sampah sangat prihatin sekali, apalagi melewati depan rumah dinas Gubernur Jambi, Al Haris dan tentunya sebagai Gubernur Jambi bisa melihat Sungai Batanghar hari ini yang sangat kotor sekali.
"Sebagai Gubernur Jambi seharusnya mengambil sikap tegas terhadap bawahannya dalam mengatasi sungai batanghari yang sangat kotor sekali," katanya.
Tahun 1980-an Sampah di Kuta Jadi Berkah Masyarakat, Sekarang Sulit Ditanggulangi
Fenomena sampah musiman yang terjadi pada musim angin barat yang mengarah ke Pulau Dewata menjadi perhatian bagi pemerintah pusat
