Pakar: Pemerataan Pertumbuhan Tak Ditentukan Lokasi Ibu Kota, IKN Semakin Tak Relevan

Ilustrasi - Wisatawan berkunjung ke lokasi Titik Nol Ibu Kota Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Sumber :
  • ANTARA/Bayu Pratama S

Yogyakarta - Sejumlah akademisi dan 500an mahasiswa membedah keberhasilan Jakarta kota kolaborasi sebagai kota global. Menurut para narasumber, keberhasilan Jakarta Kota Kolaborasi di bawah kepemimpinan Anies Baswedan membuat Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin tidak relevan.

Dilantik Jadi Kepala OIKN, Gaji Pak Basuki Naik Drastis Jadi Rp 172 Juta

Pakar Sosiologi Perkotaan Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Prof Sulfikar Amir menyebut tujuan pemerintah membangun IKN untuk pemerataan pembangunan adalah kekeliruan cara berpikir.

"Pemerataan pertumbuhan sama sekali tidak ditentukan oleh lokasi ibukota. Anda lihat ibu kota Amerika Serikat di Washington DC yang ada di pantai timur, tetapi justru California yang berada jauh dari ibu kota adalah negara bagian yang paling kaya. Sementara negara bagian yang paling miskin justru West Virginia yang dekat dengan ibu kota yaitu hanya 2 jam dari Washington DC," ujar Sulfikar dalam Studium Generale IDN Future di Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (UGM), yang dikutip Sabtu, 18 November 2023.

Gibran Kunjungan ke Kalteng, MADN: Sinyal Kuat Keberlanjutan Pembangunan 

Juru bicara Anies Baswedan, Sulfikar Amir

Photo :
  • Istimewa

Sulfikar menekankan bahwa pemindahan Ibu Kota atas nama pemerataan pembangunan adalah proyek yang tidak punya basis teknokratik dan cacat perhitungan. Selain itu, alasan pemindahan Ibu Kota karena dianggap tidak terbendungnya beban sosial-ekonomi Jakarta, justru tidak relevan karena Jakarta masih bisa dibenahi dengan pendekatan dan tata kelola kolaborasi. 

Maluku dan Papua Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Kuartal III-2024, Bagaimana Daerah IKN?

"Jakarta mengalami perubahan signifikan 10-15 tahun terakhir, terutama di bawah kepemimpinan Anies Baswedan. Artinya masalah Jakarta bisa diselesaikan. Jakarta adalah proses yang memberi kita optimisme bahwa kota-kota Indonesia bisa dibenahi. Maka pemerataan pembangunan mestinya yang dibangun bukan 1 kota tapi 18 kota besar di seluruh Indonesia," ungkap Sulfikar. 

Sementara Pakar Tata Kota UGM, Tri Mulyani Sunarharum, mengatakan, Kota Kolaborasi perlu diwujudkan di skala nasional, meski ada banyak tantangan untuk mewujudkannya. 

"Di pemerintahan tantangannya adalah bekerja masih ego sektoral, antar pemerintah di level kota/kabupaten dengan provinsi dan nasional. Harus ada iklim kolaborasi yang memungkinkan adanya dialog dua arah, tidak didominasi keputusan top down tapi juga bottom up, dan cross sectoral," tutur Mulyani.

Menurutnya proses kolaborasi bisa bekerja dengan baik ketika pemerintah mendapatkan kepercayaan publik, dan pemerintah mau memberikan kepercayaan pada publik. 

Tidak Menghadirkan Pemerataan, IKN Terancam Jadi Kota Gagal

Sulfikar Amir mengibaratkan kota seperti organisme yang tumbuh, menyerap sumber daya, melakukan proses produksi dan kemudian mati. 

"Ada kota yang hidup dan mati, ada kota yang belum sempat hidup sudah mati," ujar Sulfikar. 

Reforestasi IKN.

Photo :
  • Dokumentasi MIND ID.

Senada dengan Sulfikar, Direktur RUJAK Centre for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja menyebut bahwa IKN tidak mencerminkan kebutuhan kota-kota masa depan. 

"IKN tidak mencerminkan kota masa depan, ia hanya kumpulan bangunan tanpa manusia, ia akan mengulang kesalahan lama pembangunan urban di Indonesia berdekade-dekade lamanya. IKN tidak bisa menjadi kota yang dapat dicontoh kota-kota lain di Indonesia," kata Elisa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya