Pesawat Super Tucano Jatuh, Meutya Hafid: Indonesia Kehilangan 4 Ksatria Udara
- DPR RI
Jakarta – Jatuhnya pesawat Super Tucano milik TNI Angkatan Udara di Pasuruan Jawa Timur, menyisahkan duka. Apalagi, ada 4 prajurit yang menjadi korban dalam kecelakaan saat pesawat melakukan latihan.
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, ikut merasakan situasi duka tersebut. Atas peristiwa itu, Meutya mendorong untuk diusut tuntas.
"Saya merasakan kerisauan yang mendalam dari keluarga Letkol Pnb Sandhra Gunawan, Kolonel Adm Widiono, Mayor Pnb Yuda A Seta, dan Kolonel Pnb Subhan yang gugur karena kejadian ini. Hati dan pikiran saya, kita semua masyarakat Indonesia, bersama keluarga keempat Ksatria Udara dan keluarga besar TNI AU. Semoga keempat Ksatria Udara yang gugur diterima di sisi Tuhan, Allah SWT," kata Meutya dalam keterangannya, Sabtu 18 November 2023.
Gugurnya keempat prajurit dalam kecelakaan tersebut, menurut politisi Partai Golkar itu adalah suatu kehilangan bagi TNI dan Indonesia. Apalagi salah satu pilot, yakni Letkol Pnb Sandhra Gunawan, yang berhasil membukukan seribu jam perjalanan pesawat Super Tucano.
"Keempat perwira yang gugur merupakan perwira yang berpengalaman, bahkan salah satu pilot yaitu Letkol Pnb Sandhra 'Chevron Barracuda' Gunawan berhasil membukukan seribu jam terbang dengan pesawat tempur EMB 314 Super Tucano. Hal ini tentunya menjadi suatu kehilangan besar bagi TNI dan Bangsa Indonesia," jelasnya.
Keempat Perwira yang gugur akibat jatuhnya pesawat Super Tucano mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa sebagai penghargaan dari negara atas Dharma Bhakti mereka kepada nusa dan bangsa. Â
Meutya berharap TNI AU melakukan investigasi. Dia juga mendorong pembangunan sistem keselamatan terbang menyeluruh (Total System in Aviation Safety) di TNI AU harus segera dilakukan.
"Kami meminta TNI AU untuk melakukan investigasi terhadap kejadian hilangnya kontak hingga jatuhnya pesawat Super Tucano. Pembangunan sistem keselamatan terbang menyeluruh (Total System in Aviation Safety) di TNI AU harus segera dilakukan," ujarnya.
"Kami berharap kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) agar kejadian ini tak akan terjadi di kemudian hari. Ini dilakukan demi menjamin keselamatan para anggota yang tengah menjalankan tugasnya," lanjutnya.