Banyak yang Protes, Program Beasiswa Luar Negeri Era Zulkieflimansyah Dicoret Pj Gubernur NTB

Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi
Sumber :
  • Instagram @lalugitaariadi

Mataram – Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi, mencoret program Beasiswa NTB yang telah mengirim banyak pelajar asal provinsi tersebut ke luar negeri, untuk menuntut ilmu. Pemprov mencoret program tersebut mulai 2024 karena dinilai membebankan anggaran.

Beragam Inovasi dan Kolaborasi, Ajang IDEA Expo 2024 Panen Apresiasi

“Terlalu membebani anggaran. Itu menjadi salah satu evaluasi terkait program beasiswa,” kata PJ Sekda NTB, Fathurrahman.

Meski demikian, untuk program beasiswa tahun 2023 saat ini akan terus disalurkan hingga pada 2024 mendatang.

Gubernur Lemhannas: Peningkatan Kualitas SDM Kunci Wujudkan Indonesia Emas 2045

“Kita selesaikan dulu mereka (mahasiswa) yang on going (masih berjalan),” ujarnya.

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah

Photo :
  • VIVA/Satria Zulfikar
Bukan Sekadar Penghargaan, Beasiswa Juga Sebuah Investasi Masa Depan

Keluh Penerima Beasiswa

Penghentian program beasiswa tersebut, sangat disesalkan para mahasiswa penerima beasiswa. Lalu Ary Kurniawan Hardi, alumni penerima beasiswa NTB tujuan Polandia, menyayangkan program tersebut dihapus di saat animo pemuda di NTB yang tinggi untuk mengenyam pendidikan di luar negeri.

“Sebaiknya mempertimbangkan kembali penghapusan program ini karena animo masyarakat NTB terhadap beasiswa NTB sudah tinggi, dan apabila ingin dialihkan ke program lain akan sangat memakan waktu untuk proses re-sosialisasi kembali dan re-branding programnya,” katanya diwawancara media ini, Jumat, 17 November 2023.

“Lebih baik mengganti sistem dan meningkatkan kekompetitifan program sehingga tidak hanya efisien secara budgeting tapi juga mendapat kandidat penerima yang lebih bersaing,” ujarnya.

Dia mengatakan, beasiswa NTB sangat memberikan dampak yang luar biasa untuk mencetak generasi penerus di provinsi tersebut. Lalu Ary mengatakan, dia saat di kampus mendapat dua gelar yaitu mahasiswa terbaik dan wisudawan terbaik. Itu artinya, anak-anak NTB memiliki kemampuan secara akademik jika memiliki kesempatan mengenyam pendidikan tinggi.

“Beasiswa NTB terbukti sudah memberikan impact yang luar biasa dan terbukti mencetak generasi penerus NTB yang diakui di kancah global. Di kampus saya sendiri, saya berhasil menjadi orang non-Eropa pertama yang mendapatkan sekaligus dua gelar yaitu mahasiswa terbaik pada 2022 dan wisudawan terbaik pada 2023,” ujarnya.

“Penerima beasiswa NTB yang merupakan senior saya juga pernah dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik tahun 2021,” katanya.

Dia mengatakan program beasiswa NTB menjadi program unggulan yang hanya dimiliki Provinsi NTB, tidak ada pada provinsi lain.

“Program beasiswa NTB merupakan program unggulan NTB yang skalanya hanya dimiliki oleh Provinsi NTB dan tidak dimiliki provinsi lain. Sehingga menjadi tolok ukur dan bukti konkret dari perhatian pemprov untuk pembangunan SDM masyarakatnya,” ujar dia.

Pemprov NTB seharusnya mempertahankan program tersebut untuk menjadi contoh daerah lain, bukan justru menghapusnya.

“Harusnya sebagai provinsi yang tergolong pionir dan dan pencetus dalam program kependidikan seperti ini, NTB harus semakin meningkatkan sistem beasiswa yang sudah ada dan menjadi percontohan bagi provinsi lain dan tidak serta merta menghapusnya,” kata dia.

Bukan Program Instan

Setali tiga uang, alumni penerima beasiswa tujuan Polandia, Nimas Citra, menyayangkan langkah Pemprov NTB menghapus program tersebut.

“Terkait rencana Miq Gita untuk menghapus program Beasiswa Zul-Rohmi, saya selaku alumni sangat menyayangkan langkah tersebut. Program beasiswa ini memiliki banyak sekali peminat baik program fully funding, half funding dan jenis pembiayaan lainnya. Program beasiswa ini juga menjadi salah satu harapan baru dalam peningkatan sumber daya manusia NTB,” katanya.

Dia mengatakan NTB saat ini sudah banyak dikenal dunia dengan berbagai event internasional. Sehingga perlu adanya SDM yang berkualitas untuk melanjutkan pembangunan NTB ke depannya.

“Seperti yang kita ketahui, pembangunan infrastruktur dan penyelenggaraan event kelas dunia sedang gila-gilaan di NTB. Kalau hal ini tidak diimbangi dengan SDM yang berkualitas maka akan percuma,” katanya.

Dia berharap Pemprov NTB dapat memikirkan kembali untuk tidak menghapus program tersebut. Program beasiswa bukan merupakan program instan yang dapat langsung dirasakan manfaatnya.

“Saya berharap kepada para pembuat kebijakan untuk memikirkan kembali rencana akan dicoretnya program tersebut. Program ini bukan  program instan yang bisa dinikmati hasilnya langsung, bukan pula strategi politik yang populer. Lebih gampang kita menjanjikan pembangunan A, B, C, D, tapi pengembangan kualitas SDM melalui program beasiswa apapun jenisnya akan jauh lebih bermanfaat,” jelasnya.

Tutup Kesempatan Kemajuan

Penerima beasiswa tujuan Malaysia, Cintopa Satria Adepradana, mengatakan para penerima beasiswa memiliki relasi dengan mahasiswa lainnya dari berbagai negara yang bertukar pikiran untuk kemajuan daerah masing-masing. Sangat disayangkan jika beasiswa NTB dihapus oleh Lalu Gita.

“Menurut saya, program beasiswa NTB ini sangat bagus sebagai sebuah investasi terhadap SDM di NTB. Terutama mengenai relasi, melalui para awardee-nya, NTB memiliki relasi dengan berbagai negara. Misal sebagai contoh adalah saya, saya memiliki relasi dari negara India dan Arab,” ujar dia.

“Kami dapat saling bertukar informasi terkait perkembangan energi terbarukan sesuai bidang kami. Dengan informasi tersebut, ketika NTB nanti akan mencapai misinya untuk mewujudkan NTB bersih energi, SDMnya sudah siap untuk mewujudkannya,” sambunya.

Dia menyayangkan program sebaik itu peninggalan Zul-Rohmi harus dihapus oleh pemerintah transisi saat ini.

“Jadi, sangat disayangkan kalau beasiswa NTB ditutup. Menutup beasiswa NTB seperti menutup berbagai kesempatan untuk memajukan NTB,” kata dia.

Beasiswa Terbukti Efektif

Alumni Beasiswa NTB angkatan pertama tujuan Malaysia, Rizka Laily Fitriana mengatakan berkat beasiswa Zul-Rohmi dia mendapat kesempatan bekerja yang lebih baik.

“Menurut pandangan saya selaku pelaksana program beasiswa NTB Zul-Rohmi apa yang saya alami saat ini tidak terlepas dari hasil program tersebut. Di mana saya mendapatkan ilmu dan wawasan serta kenangan yang tidak akan terlupakan bahkan mempengaruhi kehidupan pribadi saya di dunia kerja,” katanya.

Dia menjelaskan, setiap negara memiliki sistem dan teknik pembelajaran yang berbeda, termasuk di dalamnya adalah budaya kehidupan kampus sehari-hari. Karena di luar negeri disiplinnya dari semua sektor lebih tinggi sehingga mau tidak mau memberikan pengaruh perubahan karakter penerima beasiswa menjadi pribadi yang lebih disiplin.

“Selain itu juga program beasiswa ini memberikan kesempatan bagi pemuda-pemudi NTB yang cerdas namun tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan magister karena terkendala biaya. Dan juga jurusan studi di luar negeri penerapan ilmunya lebih bisa masuk ke semua sektor yang ada di Indonesia secara global,” kata dia.

“Mahasiswa luar negeri saat belajar tidak hanya fokus di teori saja namun kampus luar negeri lebih banyak memberikan praktik ilmu dengan sering diberikan ujian-ujian yang memberikan pembahasan persoalan yang banyak terjadi di beberapa negara, sehingga kami terdidik untuk merumuskan solusi dari beberapa permasalahan yang dihadapi,” ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya