20 Desa Dapat Penghargaan Karena Berhasil Turunkan Angka Stunting

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo
Sumber :
  • Dokumentasi BKKBN

Jakarta – Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat menyerahkan penghargaan  Desa Bebas Stunting pada 2023. Dia mengatakan penghargaan kepada desa atau kampung terpilih yang memiliki upaya konsisten atau inovasi yang berdampak pada penurunan insidensi stunting di wilayahnya. 

"Selamat kepada para kepala desa yang berhasil membina sehingga desanya berprestasi pada malam hari ini," kata dr. Hasto, Rabu 15 November 2023.

Hasto mengatakan, untuk mencapai kesuksesan dari bonus demografi, perlu untuk memaksimalkan investasi sejak dini yaitu dengan upaya pencegahan stunting. Kaitannya dengan kualitas SDM, tidak hanya sehat raganya tetapi juga sehat jiwa dan mentalnya. Ketika stunting masih tinggi, maka mempengaruhi yang lain, Indeks Pembangunan Manusia.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo

Photo :
  • Dokumentasi BKKBN

Dia menambahkan, kondisi pertumbuhan dan perkembangan manusia atau disebut Human Capital Index (HCI) Indonesia berada di urutan ke 96 menurut World Bank (2020). Parameter tersebut mengukur sejauh mana organisasi menggunakan, menempatkan, dan mengembangkan kemampuan individu untuk berkinerja dan membuat nilai tambah pada organisasi melalui kompetensi ekspertis dan pengetahuannya, disebut juga intellectual capital.

"Masalah kesenjangan stunting ini masih tinggi dan mempengaruhi kualitas SDM sehingga inilah yang menjadi program prioritas. Kita tidak boleh rendah diri, namun harus sadar betul stunting menggerus intellectual skill dan menurunkan IQ. Marilah dengan semangat kesadaran membangun manusia ini penting sekali," ucap Hasto.

Dengan menurunkan stunting, menurutnya dapat meningkatkan kualitas SDM.

“Harapannya highskill tenaga kerja kita naik, hari ini kita masih low skill-medium skill, itulah urutannya. Masih jauh dari negara tetangga kita, stunting menggerus pendapatan per kapita kita karena jika dibandingkan kelompok stunting berpenghasilan 20 persen lebih rendah," ungkapnya. 

Desa yang berhasil turunkan angka stunting

Photo :
  • Dokumentasi BKKBN

"Ingat selain stunting, ada mental emotional disorder, saat ini diantara 100 remaja ada 9,8 persen remaja yang error, ada 7 dari 1000 orang yang ODGJ, kasus NAPZA 5,1 persen. Lalu anak-anak muda menyebut toxic relationship, perceraian meningkat pesat. Tahun 2021 ada 581 ribu keluarga, hati-hati," papar Hasto.

Lebih lanjut dirinya berpesan kepada seluruh peserta kegiatan untuk suksesnya pembangunan manusia.

“Terakhir, saya titip lansia. Begitu umur 32 tahun terjadi proses penuaan, pembuluh darah menyempit, tulang bungkuk. Indonesia angka harapan hidup meningkat sehingga lansia semakin banyak. Ini persimpangan yang serius antara populasi yang muda dan tua, perhatikan dengan baik sebagai dasar membuat kebijakan," ujarnya kepada peserta yang berasal dari desa/kampung/kelurahan/RW (Rukun Warga) dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia ini.

Peran Desa

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Pusat Adinkes dr. M. Subuh, MPPM mengungkapkan harapannya desa pemenang awards dapat menjadi contoh nasional dan mempertahakan kualitasnya dengan terus berinovasi menurunkan stunting. 

"Alhamdulillah dari 176 pendaftar kita mendapatkan 20 desa terpilih dari 4 kategori penghargaan," kata Subuh.

Pihaknya berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah terus melakukan pendampingan.

"Saya mengucapkan terimakasih kepada vBKKBN dan Kemendesa PDTT atas kolaborasinya sehingga terselenggara acara ini," ucap Subuh.

Dirinya menjelaskan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan peran desa atau kelurahan dalam upaya penanggulangan stunting melalui rekognisi praktik baik yang dilakukan. 

"Pemenang penghargaan tidak harus dari desa yang telah bebas atau nol kasus stunting tetapi lebih kepada desa/kampung/kelurahan/RW yang memiliki inisiatif baik dalam mencegah dan mengendalikan kejadian stunting di wilayahnya," jelasnya.

Diketahui, ada 20 desa yang meraih penghargaan sebagai Desa Bebas Stunting pada 2023. Kedua puluh desa tersebut meraih penghargaan sebagai desa yang memiilki inovasi percepatan penurunan stunting dan dinyatakan bebas stunting dalam empat kategori.

Penghargaan kepada 20 desa diberikan pada Pertemuan Nasional Desa Bebas Stunting Award 2023 di Ballroom Hotel Sahid Jaya DI Yogyakarta pada Senin, yang digagas Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Indonesia berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Adapun pemenang Desa Bebas Stunting Award 2023 kategori Intervensi Sensitif diraih Desa Bontoloe (Sulsel), Kalurahan Mandarsari (Kalsel), Desa Purwosari (Nagan, Aceh) dan Kalurahan Tanjungpinang Barat (Kepri).

Bappenas Tegaskan Pentingnya Tata Kelola Pedesaan Harus Bisa Adaptif

Sementara kategori Kawasan Tanpa Asap Rokok diraih Desa Kire (Sulbar), Kelurahan Wonotingal (Jateng) dan Kelurahan Boribellaya (Sulsel).

Pemenang kategori pangan lokal diraih Kelurahan Jombangan (Surabaya), Lumban Siagan Julu (Sumut), Desa Pinang Merah (Jambi).

Inovasi dan Adaptasi Teknologi Informasi Penting Bagi Program PKK

Pemenang kategori intervensi spesifik diraih Kelurahan Sidoluhur (Sleman, DIY), Nagari Sinuruik (Sumbar), Desa Ulak Teberau (Sumsel), Kelurahan Jatimulya (Depok, Jabar), Desa Rangkah (Kebumen, Jateng), Desa Kalimatong (NTB), Desa Keban Agung (Muara Enim, Sumsel), Desa Kokoleh (Sulut), Desa Nglandeyan (Blora, Jateng) dan Desa Cileng (Magetan, Jatim).

Foto The Apurva Kempinski Bali , Foto: istimewa

Intip Pesona Hotel di Bali ini yang Raih Penghargaan Hotel Berkelanjutan Terbaik

Penghargaan ini berfokus pada dedikasi resor dalam menyediakan pengalaman mewah yang bertanggung jawab sekaligus mendukung komitmennya terhadap prinsip lingkungan.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024