Jenderal Agus Subiyanto Sebut ‘Si Vis Pacem Parabellum’ saat Tes Calon Panglima TNI, Apa Artinya?
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Agus Subiyanto mengaku bersyukur stabilitas keamanan di Indonesia masih terkendali. Sebab, kata dia, kondisi global saat ini masih terjadi perang yang mencekam seperti Perang Rusia dengan Ukraina dan konflik Israel dengan Palestina.
Hal itu disampaikan Jenderal Agus saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai calon Panglima TNI di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan pada Senin, 13 November 2023.
“Kita patut bersyukur karena stabilitas keamanan di negara kita masih terkendali, dan roda pemerintahan dapar berjalan dengan lancar,” kata Agus.
Bila dilihat di belahan bumi yang lain, kata dia, saat ini mereka sedang hidup dalam situasi perang yang mencekam, penuh tekanan dan ribuan nyawa menjadi korban. “Bahkan, hingga saat ini perang Rusia-Ukraina dan konflik Israel-Palestina belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir,” jelas dia.
Tentu saja, Agus mengatakan hal tersebut patut menjadi renungan bahwa konflik bersenjata dan perang terbuka dapat terjadi kapan saja dan dialami oleh negara mana pun.
“Si vis pacem parabellum, jika menginginkan perdamian bersiaplah untuk perang. Adagium diatas harus diingat kembali oleh semua komponen bangsa terutama kita yang berada di ruangan ini,” ungkapnya.
Menurut dia, suatu sistem persenjataan dan pertahanan negara tidak dapat dibangun dalam waktu singkat, setahun atau dua tahun. “Tapi. harus direncanakan dan disiapkan dalam jangka panjang,” pungkasnya.
Asal Usul Istilah Si Vis Pacem Parabellum
Si vis pacem, para bellum merupakan sebuah adagium atau peribahasa Latin, yang artinya 'Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang'.
Adagium ini juga sempat populer di kalangan penikmat film karena sebagian katanya digunakan menjadi judul dari film John Wick 3, parabellum.
Tidak diketahui siapa yang menciptakan peribahasa ini, tetapi banyak yang meyakini bahwa peribahasa ini dikutip dari penulis militer Romawi Publius Flavius Vegetius, dalam bukunya de Re Militari sekitar abad ke 5 Masehi.
Adagium ini memiliki pesan mendalam terutama bagi kalangan militer yang sangat bertanggung jawab dalam pertahanan suatu negara.