Kini Sudah Tersedia Terjemahan Alquran dalam 26 Bahasa Daerah, Ada yang Versi Digital
- Kemenag
Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kemenag RI, telah melakukan penerjemahan Alquran ke dalam sejumlah bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Kepala Pusat Litbang LKKMO Kemenag RI Mohammad Ishom, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, 8 November 2023, mengatakan bahwa sampai saat ini lembaganya telah melakukan penerjemahan Alquran ke dalam 26 bahasa daerah di Indonesia.
Kedua puluh enam bahasa daerah tersebut, katanya, merupakan beberapa bahasa daerah yang tersebar di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Sementara beberapa pulau lainnya seperti Nusa Tenggara Timur dan Papua masih dalam tahap penjajakan.
“Untuk di pulau Sumatera itu hampir semua sudah, minus bahasa Lampung. Di pulau Jawa, sudah ada semuanya, minus bahasa Betawi. Kemudian untuk di Kalimantan, sudah semua bahasa Banjar dan bahasa Dayak. Dayak ini kan banyak variasinya, kita baru satu dari subsistem dari bahasa Dayak,” kata dia.
“Kemudian untuk di Sulawesi kita sudah ada bahasa Kaili untuk Sulawesi Tengah dan bahasa Bugis dan bahasa Mandar. Nah, untuk di Maluku sudah ada bahasa Melayu Ambon. Di Bali sudah terbit, yang belum itu bahasa yang ada di NTT dan Papua,” dia menambahkan.
Ishom menjelaskan, penerjemahan Alquran dalam bahasa daerah merupakan upaya pelestarian kebudayaan yang sejalan dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Di antara pemajuan kebudayaan dan sekaligus pelestarian kebudayaan salah satunya bahasa daerah di samping ada seni budaya, pengetahuan tradisional, olahraga tradisional, ilmu pengetahuan tradisional,” ujarnya.
Di samping melakukan pemajuan kebudayaan bahasa daerah di Indonesia, program itu sekaligus ingin membumikan Alquran ke dalam bumi Nusantara. Ia menilai, Alquran harus diterjemahkan sesuai dengan bahasa setempat supaya masyarakat daerah bisa memahami pesan-pesan Alquran dalam bahasa mereka.
Penerjemahan, distribusi dan digitalisasi
Ishom menyebut, proses penerjemahan melibatkan banyak pihak. Selama ini lembaganya bersinergi dengan akademisi, tokoh agama, tokoh adat, dan lembaga pelestarian bahasa daerah setempat.
“Kami bekerja sama dengan kampus-kampus UIN, IAIN, dan STAIN di berbagai daerah se-Indonesia kemudian dibantu juga oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan lembaga pelestarian bahasa daerah di masing-masing daerah,” ujarnya.
Sementara dalam pendistribusiannya, Kemenag bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota setempat yang kemudian menjadi eksekutor dalam menyebarkan cetakan Alquran terjemahan bahasa daerah. Pemerintah daerah menyebarkannya ke seluruh sekolah, madrasah, pesantren, masjid-masjid, dan majelis taklim yang ada di daerah masing-masing.
Penutur terbanyak dan terancam punah
Ishom menyampaikan bahwa pemilihan bahasa daerah yang digunakan dalam penerjemahan Alquran bukanlah tanpa alasan. Ada sedikitnya dua alasan utama pemilihan bahasa daerah yang digunakan, yakni bahasa daerah dengan jumlah penutur yang banyak dan bahasa daerah yang terancam punah.
“Contohnya di Aceh, itu ada terjemahan Alquran dalam bahasa Gayo, itu juga dalam hal pelestarian bahasa Gayo dan sekaligus untuk supaya dipahami masyarakat Gayo Aceh isi Alquran yang diterjemahkan dalam bahasa mereka,” katanya.
Dari 26 Alquran terjemahan bahasa-bahasa daerah, ia menyebut enam di antaranya telah dapat diakses secara digital. Ada enam Alquran terjemahan bahasa daerah versi digital, antara lain bahasa Melayu Palembang, Melayu Jambi, Mandar, Using, Sunda, dan Banyumasan. Alquran tersebut telah tersedia bagi pengguna Android dan iOS yang dapat diunduh dengan mudah melalui Play Store maupun App Store.
Rencananya pada tahun 2024, Kemenag akan melakukan penerjemahan Alquran dalam empat bahasa daerah meliputi bahasa Ternate, Dayak Palangkaraya, Papua, dan NTT. Kemenag sudah bekerja sama dengan kampus-kampus di daerah setempat untuk proses penerjemahan.