Gunung Anak Krakatau Alami 415 Kali Gempa Letusan Sepanjang 2023
- Twitter/@EarthUncutTV
Banten – Sepanjang tahun 2023, Gunung Anak Krakatau (GAK) terekam 415 kali gempa letusan. Ketinggian semburannya bervariasi, mulai dari 50 meter hingga 3.500 meter dari atas puncak.
Sejak terjadi letusan dan gempa besar di 2018 silam yang menyebabkan tsunami senyap di Selat Sunda, Gunung Anak Krakatau terus beraktivitas layaknya gunung berapi aktif. Hingga kini, statusnya berada di Level III atau siaga.
"Hingga saat ini aktivitas erupsi masih terjadi setiap tahunnya dan selama tahun 2023, telah terekam sebanyak 415 kali gempa letusan, dengan ketinggian kolom erupsi bervariasi antara 50 meter hingga 3500 meter di atas puncak," ujar Hendra Gunawan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG), dikutip dari situs resmi vsi.esdm.go.id, pada Minggu, 29 Oktober 2023, pukul 13.34 WIB.
Gunung Anak Krakatau yang berlokasi di perairan Selat Sunda dan masuk dalam administratif Provinsi Lampung itu berketinggian 195 meter dari permukaan laut (mdpl). Aktifitasnya dipantau dari dia provinsi, pertama di Pos Pasauran, Banten, dan sisi lainnya dipantau dari Pos Pengamatan Gunungapi Hargo Pancuran Kalianda, Lampung.
"Gunung api ini dipantau secara visual dan instrumental," terangnya.
Karena aktifnya gunung berapi tersebut, masyarakat dilarang mendekat dalam radius 5km dari puncak kawah, karena rawan terkena lemparan material letusan.
Sedangkan sebaran abu vulkaniknya, tergantung arah dan kecepatan angin. Menyikapi aktifitas gunung api ditengah laut itu, badan geologi terus berkoordinasi dengan BPBD Lampung dan Banten, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
Masyarakat juga diminta tidak mudah percaya dengan berbagai isu mengenai letusan hingga tsunami di Gunung Anak Krakatau. Warga diminta selalu memperbaharui informasinya melalui sumber terpercaya.
"Potensi bahaya longsoran tubuh Gunung Anak Krakatau secara historis merupakan ancaman bahaya permanen yang perlu selalu diwaspadai dan diantisipasi," jelasnya.