Kurangi Kemiskinan hingga ke Pelosok, Pemerintah Luncurkan Program Kampung Zakat
- Is
Jakarta – Pemerintah saat ini terus berupaya menekan angka kemiskinan dan menghapus kesenjangan ekonomi masyarakat dan daerah, khususnya di pelosok Tanah Air yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Oleh karena itu, pemerintah meluncurkan salah satu Program Kampung Zakat, seperti yang dicanangkan pada Desa Sulung Kecamatan Sijangkung Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, yang letak geografisnya berhadap-hadapan dengan Negeri Jiran Malaysia.
Dengan menggunakan speed boat kecil, penyelenggara negara dalam hal ini Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, mengarungi Sungai Sambas Besar Kalimantan Barat, untuk bisa sampai ke Desa Sulung yang berada di ujung barat pulau Kalimantan.
Sebelum dapat membelah Sungai Sambas Besar, para penyelenggara negara yang dipimpin langsung oleh Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Profesor Waryono Abdul Ghafur harus menempuh waktu 5 jam dari Pontianak menuju sebuah dermaga kecil di Kabupaten Sambas dengan moda transportasi darat.
“Pertama, Program Kampung Zakat di Desa Sulung ini, adalah bukti nyata negara hadir di tengah masyarakat yang berada digarda terdepan kedaulatan NKRI, untuk membangkitkan ekonomi umat dan daerah melalui optimalisasi dana zakat,” kata Waryono Abdul Ghafur kepada wartawan, pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
Cendikiawan di Kementerian Agama ini menuturkan, dana zakat yang disalurkan oleh para pemberi zakat (muzaki), seyogyanya dapat di optimalkan sebagai instrumen pembangunan masyarakat berbasis wilayah, khususnya daerah 3T, terdepan, terluar dan tertinggal.
Jika zakat hanya digunakan untuk memberi sembako saja, lanjut Waryono Abdul Ghafur, kemiskinan akan sulit dipetieskan sehingga harus ada upaya pemberdayaan ekonomi umat melalui optimalisasi dana zakat, salah satunya Program Kampung Zakat.
Masyarakat Desa Sulung Kecamatan Sijangkung Kabupaten Sambas Kalimantan Barat yang memiliki keahlian dalam membudidayakan unggas dan ikan, penggemukan ternak serta bercocok tanam, mendapatkan bantuan berupa dana, modal dan bimbingan oleh ahli serta praktisi, untuk mengakselerasi kemampuan dan hasil usaha warga.
“Kami beserta Baznas Sambas dan beberapa Laz antara lain Baitul Mal Munzalal, Assalam Fill Alamin dan Dewan Dakwah, juga menyalurkan bantuan paket sembako, dana renovasi rumah dan beasiswa untuk anak yatim, lansia serta para penghafal Al-Qur’an,” jelas Waryono.
Pemerintah berharap dengan meningkatnya ekonomi dan taraf hidup sebuah desa usai dijadikan kampung zakat, dapat menarik lebih banyak para muzzaki potensial untuk membayar zakat, karena mereka tentu tidak sungkan membantu setelah melihat hasil nyata dari program tersebut.
Waryono juga menuturkan kondisi kemiskinan saat ini khususnya di daerah perbatasan yang menjadi tantangan negara, salah satunya dapat diatasi dengan menyempurnakan tata kelola zakat yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan umat, melalui program-program kreatif dan inovatif.
Sebagai informasi, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2023 ada sekitar 25,9 juta penduduk miskin di Indonesia.
Jumlah penduduk miskin tersebut berkurang sekitar 460 ribu orang dibanding September 2022, atau turun 260 ribu orang dibanding Maret tahun lalu.
Dibanding September 2022, jumlah penduduk miskin Maret 2023 perkotaan menurun sebanyak 0,24 juta orang (dari 11,98 juta orang pada September 2022 menjadi 11,74 juta orang pada Maret 2023).
Sementara itu, pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin perdesaan menurun sebanyak 0,22 juta orang (dari 14,38 juta orang pada September 2022 menjadi 14,16 juta orang pada Maret 2023).
“Insya Allah, angka kemiskinan dapat kita tekan dengan Program Kampung Zakat, yang rencananya akan di terapkan di seluruh daerah, dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote,” tuturnya.
“Program Kampung Zakat di daerah 3T, akan mengakselerasi tumbuh kembang ekonomi serta kesejahteraan masyarakat, yang tentunya akan semakin mengentalkan rasa cinta setiap warga negara Indonesia kepada NKRI,” pungkasnya.