Posisi Jaksa Jadi Incaran Ribuan Pelamar Berpredikat Cum Laude
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Jakarta – Sejumlah 1.141 pendaftar seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kejaksaan Republik Indonesia (RI) merupakan lulusan dengan predikat cum laude dari perguruan tinggi terbaik di Indonesia.
Jaksa Agung Muda Pembinaan Bambang Sugeng Rukmono mengatakan, para pelamar yang telah melengkapi seluruh tahap pendaftaran atau pelamar submit tersebut, termasuk dari 16.247 pelamar yang akan bersaing mengisi 2 ribu formasi jaksa.
“Kami bersyukur banyak talenta terbaik dari program studi hukum di berbagai kampus ternama di Indonesia ikut dalam program seleksi penerimaan jaksa tahun 2023 ini," ujar Bambang, Rabu, 18 Oktober 2023.
Bambang menambahkan, "Harapan kami, semoga dengan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dan berintegritas, para jaksa-jaksa muda dapat melanjutkan dan memastikan penegakan hukum serta menjaga kepentingan publik di Indonesia semakin kokoh."
Dalam program seleksi CPNS 2023 ini, Kejaksaan menjadi salah satu favorit para pelamar kerja. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN), jumlah pelamar submit atau yang telah melengkapi seluruh tahap pendaftaran CPNS Kejaksaan mencapai 214.207 pelamar.
Jika ditotal dengan pelamar untuk kebutuhan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), jumlahnya sebanyak 216.339 pelamar. Para pelamar itu akan mengisi 7.846 formasi yang dibutuhkan oleh Kejaksaan.
Bambang menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan berbagai kampus, dengan program studi hukum terbaik di Indonesia yang mendorong lulusannya untuk ikut memperkuat barisan kejaksaan. “Sinergitas yang terus dibangun antara kejaksaan dan perguruan tinggi ini adalah aset penting penegakan hukum ke depan,” ujarnya.
Pakar kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahardiansah menilai, wajar jika peminat CPNS Kejaksaan membeludak, khususnya untuk jabatan jaksa. Sebab, ada prestise dan rasa bangga saat bekerja di Kejaksaan, khususnya sebagai jaksa.
"Bekerja sebagai jaksa kini merupakan sebuah prestise. Wajar banyak yang ikut terpanggil menjadi jaksa untuk bisa berprestasi dan melayani upaya penegakan hukum di Indonesia," katanya.
Trubus menilai, selama tiga tahun ini kejaksaan telah melakukan berbagai perbaikan terkait transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola. Perbaikan ini tidak hanya mengubah paradigma, namun juga perilaku dan pola pikir jajaran Kejaksaan.
“Berbagai perubahan dan perbaikan menjadi stimulus bagi kepercayaan publik terhadap lembaga Kejaksaan. Publik menganggap, Kejaksaan kini memiliki keberanian dan kecakapan dalam melakukan penegakan hukum sesuai dengan tugas dan kewenangannya,” ujar Trubus.
Di bidang pidana khusus, misalnya, Kejaksaan Agung berhasil menangani perkara korupsi kelas kakap dengan total kerugian negara mencapai Rp152,5 triliun dan US$61,49 juta. Dari sana, Kejaksaan berhasil menyelamatkan dan mengembalikan keuangan negara sebesar Rp42,7 triliun dan US$61,95 juta. Kejaksaan juga berhasil mengembalikan kerugian negara sebesar Rp109,5 triliun yang bersumber dari berbagai perkara.
Berdasarkan survei terbaru Indikator Politik Indonesia yang digelar pada 25 Agustus hingga 3 September 2023, Kejaksaan RI berhasil mempertahankan predikat sebagai lembaga penegak hukum yang paling dipercaya publik dengan tingkat kepercayaan sebesar 76 persen.