Budi Daya Tiram Selamatkan Masyarakat Alue Naga Aceh Meraup Rezeki
- Istimewa/VIVA
Aceh - Biota laut seperti tiram sangatlah enak dan nikmat dimakan. Binatang yang tumbuh melekat di kerang dalam laut iniĀ sangat langka ditemukan jika tidak melakukan penyelaman.
Di Alue Naga, Banda Aceh, masyarakat sangat gencar melakukan budi dayaĀ biota laut tiram dengan memanfaatkan ban bekas, hasil penjualan tiram menjadi pokok pencarian rezeki masyarakat.
Ichsan, warga Dusun Desa Alue Naga, Musafir, Jalan Syeh Abdurrauf, Aceh seorang pencetus ide dan konsep budi daya tiram di ban bekas. Berkat gagasan dan pengabdiannya, ia pun menjadi perhatian banyak kalangan orang karena menyelamatkan masyarakat banyak.
"Kita melakukan budi daya tiram di ban bekas tepat di tepi pantai Alue Naga dengan tujuan agar masyarakat mudah mencari rezeki dari hasil yang dia miliki di depan mata sendiri tanpa menyelam ke dalam laut mencari tiram dengan tujuan menyelamatkan masyarakat dari penyakit ," ujarnya, Senin (16/10/2023).
Ia menceritakan, berendam dalam mencari tiram, kerang dan biota laut lainnya membuat kondisi tubuh tidak sehat, tentunya merusak sistem reproduksi dan kalau laki-laki tentu berdampak juga kalau menyelam , apalagi tiga jam di alam air akan bengkak tangan dan tubuh seseorangĀ
"Jadi konsepnya tadi kita sedikit merobah budaya dari yang menyelam mencari tiram ke rumah tiram, jadi dengan rumah tiram itu tadi dengan mengandalkan bambu atau tiang cor digantungkan ban dan kemudian ada perahu," jelasnya.
Harapannya ketika ada masyarakat yangĀ pesan tiram hari ini pesan dua atau tiga jam tunggu langsung ambil tiramnya, jadi tiram itu memang sudah tersedia di alam dan dengan ekonomi sulit dan dengan adanya tiram itu menjadi rezeki yang indah dan rumah tiram masyarakat punya individu.
"Yang pertama begini, ada yang bilang kalau tiram menempel di ban tidak bagus karena mengandung logam berat terus dia ada sifat kimiawi di luar bannya dan saya bilang oh begitu, ok begitu nanti saya surve dan saya bedah dan ada tidak logam berat dan saya budidaya tiram dan saat lima bulan tiram nempel saya bawak ke barista (badan riset industri ) yang punya Kementrian dan saat dicek hasilnya keluar ziro," terangnya.
Konsep pengembangan ada dua yakniĀ pertama kemanusiaan yang kedua kesehatan dan ketika membahas Kemanusiaan, masyarakat merendam kemudian ia menyelam fisiknya rusak itu dari sisi kemanusiaan dan dari sisi kesehatan tiram selama ini mengandung logam berat yang tinggi karena tiram berada di Sultrat berada di dasar perairan, limbah rumah tangga, limbah industri, limbah bengkel, imbah rumah sakit itu sedikit terakomodasi logam beratnya apalagi dari darah dan macam-macam.
"Kalau tiram di dasar tentunya tiram makan semua logam berat yang ada di dasar tadi dapatlah logam yang berat dan kalau kita makan tiram dengan logam seberat itu cepat kali kita struk karena akan memperlambat dan menyumbat aliran darah, makanya dibilang jangan makan tiram karena logamnya sangat tinggi,"tuturnya.