Parah! Aksi Perundungan Siswi SMA di Langkat, Pelaku Pegang Dada Korban Terancam Kena DO
- pixabay
Langkat - Viral video di media sosial yang memperlihatkan seorang siswi mengenakan baju Pramuka di-bully teman-temannya di dalam kelas. Aksi bully itu diduga terjadi di salah satu SMA Negeri, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Data yang didapat VIVA, korban berinsial A alami perundungan di dalam kelas. Kejadihan nahas itu terjadi pada Jumat 13 Oktober 2023. Saat itu, diduga masih jam pelajaran. Namun, guru sudah tak ada di kelas karena jam pelajaran akan segera habis.
Terduga sejumlah pelaku bully masih teman satu kelas korban. Terduga pelaku yaitu masing-masing berinisial BNQ, FDM dan MS. Dalam video, BNQ yang melakukan perundungan juga memegang daerah sensitif korban di bagian dada. Sementara, FDM diduga merekam aksi BNQ.
Parahnya, rekaman video perundungan itu viral karena diduga sengaja disebarluaskan. Diduga penyebarluasan video yang berujung viral itu dilakukan BNQ.
Pasca viral video itu, orang tua pelaku pun berinisiatif datangi kediaman korban yang berada di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sabtu 14 Oktober 2023 malam.
"Sudah datang ke rumah dengan baik-baik. Dan, kami terima baik-baik. Mereka mengakui kesalahan anaknya. Tapi, saya bilang kejadiannya di sekolah dan penyelesaiannya harus dilakukan di sekolah," kata orang tua korban berinisial W saat ditemui di rumahnya, Minggu 15 Oktober 2023.
W pun berharap, pihak sekolah bersikap tegas dengan memberikan saksi terhadap tiga terduga pelaku perundungan tersebut. Dia khawatir bila tak dikeluarkan dari sekolah, maka akan membuat trauma korban.
"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama," lanjut W.
"Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," ujarnya.
Meski demikian, saat ini, video klarifikasi dari tiga terduga pelaku perundungan juga sudah beredar. Namun, klarifikasi tersebut diduga tanpa diketahui orang tua masing-masing.
W berpendapat, klarifikasi itu hanya sepihak. Dia menegaskan tak terima putrinya diperlakukan tak layak dan berujung viral.
"Saya tidak terima anak saya digitukan (jadi korban perundungan). Tidak ada yang sudah berdamai, orang tua mereka (pelaku) sudah mengakui kesalahan anaknya dan bersedia dilanjutkan ke polisi," tuturnya.
Sementara, Kepala SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin mengakui, adanya aksi perundungan yang dilakukan sejumlah siswa didiknya. Menurutnya, pihaknya tengah berupaya melakukan penyelesaian terkait aksi perundungan tersebut.
"Masih dalam proses penyelesaian, besok Senin 16 Oktober 2023 semua orang tua dipanggil ke sekolah," ujarnya.
Terkait video klarifikasi permintaan maaf, ia menyebut itu dari terduga pelaku perundungan bukan atas permintaah pihak sekolah. "Itu hanya permintaan maaf dari pelaku, proses tetap berjalan dengan melibatkan orang tua siswa," katanya.