Fadli Zon Kritik Keras Sikap Negara-negara Barat atas Konflik Palestina-Israel
- DPR RI
Jakarta - Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKASP) DPR RI, Fadli Zon mengkritik keras negara-negara Eropa dan dunia barat yang “munafik” dalam menyikapi konflik Palestina dan Israel. Politikus Gerindra itu lantas membandingkan sikap negara barat saat menyikapi perang Ukraina-Rusia.
Negara Barat, kata Fadli Zon, menilai upaya Ukraina dalam mempertahankan wilayahnya sebagai pejuang kebebasan. Tapi anehnya, sikap berbeda ditunjukkan negara barat saat melihat konflik antara Palestina dengan Israel.
Menurut Fadli Zon, dunia barat justru memandang apa yang dilakukan oleh Palestina sebagai tindakan terorisme. "Negara Eropa dan barat ini jelas kelihatan double standar atau berstandar ganda. Karena di dalam konflik Ukraina-Rusia kita lihat, ketika pihak Ukraina mempertahankan wilayahnya mereka sebut sebagai freedom fighters, sebagai pejuang," kata Fadli Zon usai bertemu Dubes Palestina Zuhair Al-Shun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2023.
Fadli mengasumsikan, standar ganda yang diterapkan negara-negara barat merupakan bentuk dari masih adanya residu penjajah di negara mereka.
"Tapi ketika rakyat Palestina berusaha mempertahankan rumah-rumah dan wilayah mereka, disebut teroris. Ini jelas standar ganda barat yang masih memiliki residu penjajah," kata mantan Wakil Ketua DPR RI tersebut.
Seharusnya, menurut Fadli Zon, negara-negara internasional berlaku adil dan objektif dalam memandang konflik Palestina dan Israel. Konflik tersebut terjadi akibat agresi Israel yang menduduki wilayah Palestina.
Fadli Zon menyebutkan, negara barat bersikap seolah demokratis, adil, tapi sesungguhnya menerapkan standar ganda dan hipokrit dalam melihat konflik di Palestina.
"Tapi dalam kasus Palestina ini, kelihatan sekali negara barat itu tidak konsisten, seolah demokratis, seolah adil tapi mereka sebenarnya menunjukkan standar ganda, bahkan hipokrit, munafik dalam melihat ini," katanya.
Menurut Fadli Zon, bila sikap “penerapan standar ganda” tersebut terus diterapkan negara barat, maka hal itu menjadi penghalang bagi terwujudnya perdamaian dunia.
"Ini yang saya kira membuat tatanan dunia sulit menuju perdamaian karena sikap mereka sendiri yang tidak menegakkan keadilan, dan juga sistem yang sudah disepakati dunia internasional," katanya.