KPK Watch Ungkap Kejanggalan Dugaan Pemerasan Syahrul Yasin Limpo
- Istimewa
Jakarta - Direktur Eksekutif KPK Watch Indonesia, Yusuf Sahide menyatakan, agar menghentikan spekulasi bahwa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri melakukan upaya pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Sebab, Yusuf menilai ada beberapa hal yang cukup janggal atas isu tersebut. Pertama, cepatnya proses penyelidikan ke penyidikan oleh Polda Metro Jaya usai penyidik KPK melakukan penggeledahan di rumah dinas Yasin Limpo.
"Baru-baru ini tepatnya hari Kamis Tanggal 28 September 2023, Penyidik KPK melakukan penggeledahan di rumah dinas Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian (mentan) atas dugaan tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian, dan ditemukan sejumlah uang sebesar 30 miliar rupiah dan 12 senpi," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima wartawan, Minggu 8 Oktober 2023.
"Berselang beberapa hari, gayung bersambut Polda Metro Jaya pun mengumumkan berdasarkan aduan masyarakat (dumas) tertanggal 12 Agustus 2023 terkait kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi di Kementan," tuturnya.
Pengumuman sendiri dilakukan oleh Kombes Ade Safri Simanjuntak selaku Dirkrimsus Polda Metro Jaya Sabtu 7 Oktober 2023 kemarin. Pasalnya pada Jumat 6 Oktober 2023 telah dilakukan gelar perkara dan hasilnya peningkatan status penyelidikan ke tahap penyidikan.
"Hal ini yang kemudian mengagetkan publik dan semua mata tertuju pada kedua peristiwa hukum tersebut, hal ini membuat pertanyaan besar, ada apa dengan Polda Metro Jaya?," katanya.
"Yang begitu gigih dan cepat menerima laporan Masyarakat, bersamaan pula beredar foto pertemuan antara FB dan SYL diruang publik (GOR Tangki) Jakarta Barat pada hari Rabu Tanggal 2 Maret 2022," tuturnya.
Yusuf pun menyebutkan, bahwa pertemuan keduanya dilakukan di tempat umum dan tentu saja banyak dilihat orang. "Dan di saat itu belum ada lidik di Kementan. Berdasarkan nalar dan akal sehat, sangat tidak mungkin seorang Pimpinan KPK melakukan cawe-cawe atau pemerasan atas perkara yang sedang dia tangani," tegasnya.
Yusuf juga mempertanyakan adanya testimoni dari orang bernama Irwan. Yang katanya adalah penghubung antara Firli dengan Yasin Limpo.
"Ini menjadi tanda tanya besar siapa itu Irwan yang memediasi pertemuan itu, dan apa hubungan kerja antara Irwan dengan Firli Bahuri, dan apa hubungannya Irwan dengan Syahrul Yasin Limpo sehingga bisa menginisiasi pertemuan tersebut," katanya.
Ia pun menilai, bahwa tuduhan dugaan pemerasan yang dilakukan oleh Pimpinan KPK menjadi lebih viral atau sorotan utama melampaui tindakan kejahatan korupsi yang sedang ditangani oleh KPK.
"Kami pun menilai jangan sampai ada kekuatan besar dibalik ini yang mengindikasikan ke arah pelemahan KPK. Sisi lain kita tahu bersama bahwa hubungan antaran pimpinan KPK Firli Bahuri dengan Kapolda Metro Jaya lagi tidak harmonis," ungkapnya.
Ia pun mengimbau jangan sampai masyarakat menilai kasus ini dijadikan pintu masuk untuk melemahkan KPK.
"Dan bisa jadi ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi ini untuk menghancurkan KPK secara kelembagaan dan ada kelompok tertentu yang sengaja memainkan isu untuk pengalihan terkait akan ada putusan MK tentang batas usia capres/cawapres," jelasnya.
KPK Watch Indonesia berpendapat bahwa KPK sampai saat ini merupakan Institusi yang paling berani melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Apalagi KPK saat ini tengah mengusut dugaan tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian dan Kementerian Perhubungan, dugaan tindak pidana kasus suap proyek jalur Kereta Api di wilayah Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Sumatera yang melibatkan pengusaha besar Muhammad Suryo.
"Maka dengan ini KPK Watch Indonesia mendesak KPK untuk mengusut sampai tuntas kasus tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian dan Kementerian Perhubungan," pungkasnya.