Asap Kebakaran TPA Jatibarang Masuk ke Permukiman, Warga Diimbau Pakai Masker
- tvOne/Didiet Cordiaz
Semarang – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang kembali mengalami kebakaran. Asap yang muncul akibat kebakaran tersebut mulai memasuki permukiman warga di sekitar. Kabut-kabut dan udara asap ini juga sudah mengganggu aktivitas warga.
Masyarakat pun diminta untuk menggunakan masker saat berpergian atau keluar dari rumah. Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Menurutnya, pemakaian masker penting dilakukan agar ancaman kesehatan karena pengaruh asap bisa dihindari.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena kebakaran yang terjadi kesekian kalinya di TPA Jatibarang.
“Ini memang kebakarannya berbeda zona dimana sebelumnya ada di zona pasif kini di zona aktif dan zona dua,tiga dan empat. Ini saya sejak kebakaran kemarin sudah berada di lokasi terus memantau agar kebakaran bisa dipadamkan,” ujar Hevearita di lokasi, Sabtu, 7 Oktober 2023.
Dijelaskannya, asap bisa sampai masuk ke permukiman warga karena terpaan angin di yang sangat kencang. Ditambah benda-benda yang terbakar adalah tumpukan sampah sehingga banyak yang menjadi pemicu timbulnya asap.
“Karena ini adalah sampah dan meluas serta angin yang kencang sehingga asap itu sampai di perumahan dan pemukiman,” terangnya.
Sementara pihaknya terus melakukan upaya pemadaman seperti mengerahkan seluruh armada pemadam ke lokasi kebakaran. Suplai-suplai tangki air milik swasta dan stakeholder terkait juga terus bekerja membantu Dinas Pemadam Kebakaran.
“Sudah padam dan hanya asap serta masih ada titik api membara tetapi berkat bantuan selain Damkar, BPBD, PU, Perkim ada TNI-Polri sehingga dari TNI dan jajaran sudah mengeblok arah sebelah barat. Lalu Brimob ada dua kompi dan dua kompi Brimob ini hadir disini dengan water cannonnya,” jelasnya.
Kebakaran meluas karena pengaruh angin kencang yang membuat api kebakaran merambat. Ia mengaku ada kendala pemadaman karena titik-titik api yang jauh dari jangkauan mobil pemadam.
Oleh karena itu, dirinya langsung berkoordinasi dengan BNPB untuk meminta bantuan water bombing. Hanya saja, pihaknya diminta untuk sementara ini melakukan penanganan mandiri karena helikopter yang mengoperasikan water bombing masih menangani kebakaran di lereng Gunung Lawu.
“Sudah komunikasi dengan BNPB tapi masih pengondisian di Lawu. Dan kami diminta upaya dulu untuk penanganan sehingga tinggal kami melaporkan. Moga-moga tidak perlu pakai water boombing,” paparnya.
Laporan: tvOne/Didiet Cordiaz