Saat Ayah Mirna Ngaku Kasih Uang Ongkos ke Reza Indragiri, Tapi Malah Dilaporin ke KPK

Edi Dharmawan Salihin, ayah Wayan Mirna Salihin.
Sumber :
  • Foe Peace

Jakarta - Psikolog forensik, Reza Indragiri, mengaku diberikan uang oleh seseorang. Uang itu ia duga sebagai bentuk tutup mulut agar dirinya tak lagi bicara mengenai kasus Jessica Kumala Wongso yang divonis membunuh Wayan Mirna Salihin, dengan racun sianida.

KPK Wanti-wanti ASN hingga Pejabat Negara Tak Terima Gratifikasi saat Natal 2024

Pengakuan itu diungkap Reza, di dalam film dokumenter berjudul ‘Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso’. Belakangan, ayah mendiang Mirna yakni Edi Darmawan Salihin, membuat pengakuan kalau yang memberi uang ke Reza itu adalah dirinya.

Ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin bersama Karni Ilyas

Photo :
  • Karni Ilyas Club
Talitha Curtis Bongkar Permintaan Keluarga dari Pernikahan Transaksional, Mulai dari Uang hingga Aset Materi

Edi mengatakan uang itu diberikan setelah dirinya dan Reza Indragiri menjadi narasumber terkait kasus kematian Mirna. Awalnya, Edi bertanya kepada Reza mengenai alat transportasi yang digunakannya.

"Saya tanya 'Bang naik apa?'. Naik kereta apa naik bus gitu, dia rumahnya di Bogor belakang rumah teman saya," kata Edi dalam wawancara eksklusif bersama Karni Ilyas bertajuk 'Jessica Divonis Membunuh Mirna' di tvOne, Jumat, 6 Oktober 2023.

KPK Harap Harun Masiku Segera Ditangkap agar Tak Dinilai Ada Nuansa Politik

"Saya (dan) dia kencing, terus saya selipin lah duit berapa juta perak supaya dia bisa pulang, punya uang. Kasihan nih, dia jadi narasumber kan suka dikasih tuh duit kecil-kecil," sambungnya.

Dikatakan Edi, uang itu diberikannya kepada Reza agar digunakan sebagai ongkos pulang ke rumahnya di Bogor. Namun, niat Edi justru tidak dimengerti oleh Reza Indragiri.

Kata Edi, Reza Indragiri malah melaporkan itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah dirinya memberikan uang. Edi mengaku dirinya dilaporkan terkait dengan dugaan suap.

"Dia lari ke KPK, KPK kan orang teman saya di situ. Dia (teman Edi) telepon, 'Ed, lu ngasih duit ke siapa itu?'. Katanya, saya nyuap 3.000 perak, 3 juta perak. Kan di situ (KPK) paling dikit (laporan suap) Rp 1 miliar dan harus merugikan negara. Emang dia siapa, he is nobody, dia cuma komentar-komentator begitu," jelasnya.

Saat itu, KPK menyarankan Reza Indragiri untuk melaporkan ke pihak kepolisian. Setibanya Reza di kantor polisi di wilayah Palmerah, salah satu anggota kepolisian pun melapor ke Edi.

"Ke polisi, ya tahu sendiri Palmerah kenapa, 'Lo dikasih ongkos kali' (ucapan polisi ke Reza). Dia telepon saya tuh polisi, 'Pak Edi, itu dia bilang katanya nyogok, buat apa sih? Orang kayak gitu modelnya ngomongnya aja ngaco, kayak orang pinter begitu'," ucap Edi menirukan obrolannya dengan anggota polisi.

"'Enggak, gua kasih dia uang buat kasih ongkos pulang, rumahnya Bogor jauh'. 'Oh gitu ya, ya sudah deh, nanti gue yang ngatur'. Malah duitnya diambil, selesai lo, pulang tangan kosong, si goblok itu," sambung Edi. 

Reza Indragiri Ngaku Diberi Uang Tutup Mulut 

Sebelumnya diberitakan, film dokumenter berjudul ‘Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso’ telah tayang di Netflix pada hari, Kamis 28 September 2023 kemarin. Film ini mengulas kasus kontroversial yang terjadi pada tahun 2016 lalu, yaitu kasus kopi sianida yang merenggut nyawa Wayan Mirna Salihin.

Di dalam film dokumenter itu ada hal yang menarik, yaitu dihadirkannya Reza Indragiri yang merupakan seorang psikolog forensik. Ia mengungkapkan bahwa dirinya sempat diberi uang untuk tutup mulut.

Awalnya, Reza menjelaskan bahwa dirinya menerima telepon dari pihak yang tidak disebutkan untuk berhenti bicara mengenai kasus ini.

“Sampai sekarang, hanya pada kasus si Mirna, ada pihak tertentu yang sampai kemudian menelepon saya dan meminta saya untuk berhenti bicara,” tuturnya

Reza berucap juga ada pihak yang memasukkan uang ke dalam tasnya, dan Ia menafsirkan bahwa cara itu agar dirinya tidak bicara terkait kasus ini.

“Ada pihak tertentu yang memasukkan uang ke dalam tas saya, maka saya tafsirkan hal itu merupakan sebuah cara agar saya tidak banyak bicara dalam kasus ini,” ungkapnya.

Hal tersebut membuat dirinya memiliki kekhawatiran mengenai kasus ini, karena ia yang notabene hanya orang biasa saja diberikan sejumlah uang. Apalagi orang yang memiliki otoritas atau kekuasaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya