Ayah Mirna Bantah Ferdy Sambo Ikut di Kasus Kopi Sianida: Mendekati Nol

Ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin bersama Karni Ilyas
Sumber :
  • Karni Ilyas Club

Jakarta - Ayah mendiang Wayan Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin, mengklaim bahwa eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, tidak terlibat dalam proses penyelidikan kasus tewasnya sang anak. Mirna mengalami kejang hingga meninggal dunia akibat keracunan sianida dalam es kopi Vietnam. Jessica Kumala Wongso, rekan Mirna yang sama-sama ada di cafe, ditetapkan bersalah oleh Majelis Hakim.

Pernyataan Penutup Debat, Ahmad Luthfi Ingin Contoh Jenderal Hoegeng Bukan Ferdy Sambo

Saat kasus itu bergulir, Ferdy Sambo menjabat sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Sedangkan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dipimpin Irjen Krishna Murti.

Tidak terlibatnya Ferdy Sambo dalam kasus tersebut, ditegaskan Edi dalam wawancara ekslusif bersama Karni Ilyas bertajuk 'Jessica Divonis Membunuh Mirna' di tvOne, Jumat, 6 Oktober 2023.

Tradisi dan Identitas, Kopi sebagai Warisan Budaya Indonesia

"Kenapa Pak Sambo itu dibawa-bawa? Saya paling tahu siapa Sambo, siapa Khrisna Murti, siapa Hendro Sukmono (salah satu penyidik). Saya tahu persis Pak Sambo, kita kenal baik sama beliau jadi enggak ada ikut campur dia sama sekali, boleh dibilang mendekati nol. Jadi tolong jangan dikaitkan, enggak ada urusannya," kata Edi, dalam wawancara dengan Karni Ilyas yang ditayangkan tvOne itu.

Edi lantas menceritakan, bagaimana proses autopsi dilakukan terhadap jasad Mirna. Kata dia, dokter yang melakukan autopsi mengambil sampel salah satunya di bagian pencernaan. Dari sampel itu, sang dokter curiga bahwa ada racun sianida di dalamnya yang menjadi penyebab Mirna tewas.

Disebut jadi Bukti Baru di PK, Jaksa Putar Rekaman Video Wawancara Ayah Mirna

"Yang jelas, itu dokter keluar tangannya darah semua, itu, dibuka perutnya diambil sampel-sampel yang paling besar adalah di pencernaan itu sudah korosi berat. Dikasih lihat saya, terus ada kain putih di taruh di meja gitu dia bilang, 'Nih Ed, saya sih curiga racunnya sianida tapi jangan diputuskan dulu karena harus ke lab'," jelas Edi.

"Dikasih lihat begitu, ditempelin merah warnanya. Waduh saya bilang, ya sudahlah kita tunggu keputusannya," sambungnya.

Edi baru mendapatkan informasi terkait kebenaran racun sianida itu, saat dirinya dalam perjalanan menuju makam keluarga di Bogor untuk mengubur Mirna. Saat itu, ia diberitahu salah satu penyidik bahwa Mirna tewas karena dibunuh menggunakan racun sianida.

"Dikasih tahu sama ya anak-anak buah lah di Unit 1 yang dipimpin Hendro Sukmono, itu dia ngomong, ‘anak lu diracun sianida;. Dia mau bunuh benar tuh," ucapnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya