Eks Wali Kota Bima Diperiksa KPK sebagai Tersangka Korupsi Proyek Fiktif PUPR

Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri.
Sumber :
  • VIVA/Zendy Pradana.

Jakarta – Mantan wali kota Bima Muhammad Lutfi dijadwalkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjalani pemeriksaan. Dia telah menjadi tersangka korupsi pengadaan barang dan jasa proyek fiktif Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat hingga BPBD Bima.

Belasan Terdakwa Kasus Pungli Rutan KPK Dituntut 4-6 Tahun Bui

"Hari ini bertempat di Gedung Merah Putih KPK, tim penyidik mengagendakan pemanggilan pihak yang terkait dengan perkara ini," ujar Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan di Jakarta, Kamis 5 Oktober 2023.

Belum ada infomasi apakah dia langsung ditahan atau tidak. Ali Fikri hanya mengatakan "ihak dimaksud telah hadir dan segera dilakukan pemeriksaan."

Polisi Benarkan Tangkap Zulkarnaen, Mafia Judi Online yang Dituding Budi Arie Bagian Timses Pramono-Rano

Wali Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Lutfi.

Photo :
  • VIVA/Satria Zulfikar.

KPK telah melakukan pencegahan terhadap Muhammad Lutfi agar dia tidak bepergian ke luar negeri karena telah ditetapkan sebagai tersangka. Pencegahan itu demi melancarkan proses penyidikan di lembaga antirasuah.

Penampakan Mobil Mewah Kasus Judi Online yang Libatkan Pegawai Komdigi

"Sebagai upaya memperlancar proses penyidikannya, apakah orang yang ditetapkan sebagai tersangka tadi itu dicegah ke luar negeri, iya, kami sampaikan, betul, dilakukan cegah, agar tidak bepergian ke luar negeri," ujar Ali Fikri pada Jumat, 1 September.

Pencegahan itu berlaku dalam kurun waktu enam bulan ke depan. Dia menjelaskan bahwa surat pencegahan itu sudah diajukan kepada Direktur Jendereal Imigrasi dan akan terjadi perpanjangan jika dibutuhkan.

KPK sudah menggeledah sejumlah lokasi di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai dari Kantor Wali Kota hingga Rumah Dinas Wali Kota Bima.

Seorang petugas sedang membersihkan logo Gedung KPK di Jakarta (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Ali menjelaskan bahkan pengadaan barang dan jasa proyek fiktif itu juga terjadi di BPBD setempat. Bahkan, dugaan kasus ini pun juga menyasar pada kasus gratifikasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya