Suhu Panas di Sejumlah Daerah Tak Hanya karena El Nino tapi Juga IOD, Kata Peneliti BRIN

Papan Petunjuk Prakiraan Cuaca/Ilustrasi
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

Jakarta - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan menjelaskan penyebab suhu udara di sejumlah daerah di Indonesia belakangan menjadi menyengat.

4 Cara Ampuh Membersihkan Freezer Tanpa Bunga Es, Wajib Kamu Coba!

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berdasarkan hasil pemantauan di sejumlah daerah di Indonesia suhu maksimum harian berkisar 35 sampai 36,7 derajat celsius dari pada pagi 2 sampai 3 Oktober 2023.

Saat dihubungi dari Jakarta, Selasa, 3 Oktober, Eddy menjelaskan bahwa suhu udara yang menyengat dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang diprakirakan mencapai puncak pada Oktober 2023.

Penting! Agar Baterai Kendaraan Listrik Lebih Awet Disarankan Lakukan Hal Ini

Ilustrasi cuaca panas.

Photo :
  • Pixabay

“Kenapa Oktober panas banget? Kalau hanya El Nino 3.4 saja kita akan terkecoh, tapi puncak IOD itu sepertinya jatuh pada Oktober,” kata Eddy.

Cahaya Misterius Hilir Mudik 2 Hari di Langit Malam

“Pemanasan berasal dari wilayah timur, yaitu Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Jawa Timur termasuk Surabaya. Tidak ada El Nino saja panasnya seperti itu di Surabaya, [apalagi] ditambah El Nino dan IOD yang mencapai puncak periode Oktober,” ia menjelaskan.

El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya di Samudra Pasifik bagian tengah.

Menurut Eddy, El Nino 3.4 sudah bergerak mendekati wilayah Indonesia dan kondisi itu menyebabkan peningkatan suhu di atas rata-rata. Karena awan-awan ditarik menuju ke lautan Pasifik, langit tidak ada penghalang sinar matahari, katanya.

Petugas BMKG melakukan pemantauan cuaca/Ilustrasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Ia menjelaskan pula bahwa wilayah Indonesia membentang dari 6 derajat Lintang Utara sampai 11 derajat Lintang Selatan dan mayoritas berada di belahan bumi selatan sehingga kondisinya menjadi lebih panas ketika ada pergerakan semu matahari ke bagian bumi selatan.

Kondisi yang demikian, ditambah adanya El Nino dan IOD–perbedaan suhu permukaan laut di Laut Arab (Samudra Hindia bagian barat) dan Samudra Hindia bagian timur di selatan Indonesia–membuat suhu udara di sejumlah daerah di Indonesia meningkat signifikan pada Oktober 2023.

Pada pertengahan Oktober 2023, suhu udara maksimum diprakirakan mencapai 43 derajat Celsius di Kota Surabaya, 40 derajat Celsius di Kota Semarang, dan 37 derajat Celsius di Jakarta.

Pemerintah sudah menyampaikan imbauan kepada warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, memperbanyak konsumsi air putih, dan menjaga stamina tubuhsaat cuaca panas agar terhindar dari gangguan kesehatan. (ant)

Staf Bidang Standardisasi Instrumen Meteorologi BMKG Wido Hanggoro dan Environmental PT. Freeport Indonesia Yohanes Kaize melakukan pengukuran ketebalan gletser di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah.

Ketebalan Es di Pegunungan Jayawijaya Susut Drastis hingga Tersisa 4 Meter, Menurut BMKG

Ketebalan es di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah, terus menyusut secara drastis yang berdasarkan pengamatan BMKG diperkirakan tersisa hanya setebal empat meter.

img_title
VIVA.co.id
2 Desember 2024