Jokowi Puji Rakernas PDIP Angkat Kedaulatan Pangan, Kemarau Sebabkan Gagal Panen
- YouTube PDIP
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan rapat kerja nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan sangat tepat mengangkat tema ‘kedaulatan pangan untuk kesejahteraan rakyat’ di Ji-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat, 29 September 2023. Menurut dia, tema tersebut sangat relevan dengan kondisi yang dihadapi Indonesia maupun negara dunia.
“Tema Rakernas keempat PDI Perjuangan saat ini sangat relevan dengan keadaan yang kita hadapi,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan situasi yang dihadapi Indonesia maupun berbagai negara dunia bukan sesuatu yang sangat gampang, tapi betul-betul sesuatu yang tidak mudah untuk diselesaikan. Karena, kata dia, ini menyangkut ancaman perubahan iklim, nyata dan sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari saat ini.
“Kenaikan suhu bumi, kekeringan dimana-mana, kemarau panjang, sehingga menyebabkan gagal tanam, menyebabkan gagal panen, dan super elnino yang ada di 7 provinsi di negara kita juga mempengaruhi pasokan pangan pada rakyat kita Indonesia,”ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, ditambah dengan geopolitik dunia yang berpengaruh pada pasokan pangan. Menurutnya, Perang Ukraina dengan Rusia memang kelihatannya perang yang jauh dari Indonesia. Tapi ternyata, kata dia, dampaknya begitu nyata dirasakan Indonesia maupun negara lain.
“Perang Ukraina kelihatannya perang disana jauh dari kita, tapi ternyata gandum yang disampaikan Ibu Mega (Ketua Umum PDI Perjuangan), gandum kita, kita impor gandum itu 11 juta ton, dan hampir 30 persen dari Ukraina dan Rusia karena disana memang produsen gandum terbesar dunia,” jelas dia.
Jokowi mengaku sempat bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy yang menyampaikan ada stok 77 juta ton berhenti di Ukraina karena perang. Begitu juga ketika Jokowi bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin yang bercerita bahwa ada 130 juta ton gandum di Rusia berhenti tidak bisa ekspor karena keamanan laut.
“Artinya, total dari 2 negara itu yang tidak bisa keluar gandumnya 207 juta ton. Sehingga, yang adalah di Afrika, di Asia maupun di Eropa sendiri kekurangan pangan itu betul-betul nyata dan terjadi. Harga yang naik secara drastis,” sebutnya.
Bahkan, kata dia, satu negara maju di Eropa diberitakan bahwa anak-anak kesulitan untuk sarapan pagi karena harga pangan yang mahal. “Saya membaca sebuah berita di satu negara maju di Eropa, anak-anak sekolah banyak yang sudah tidak sarapan pagi, yang biasanya sarapan pagi sekarang ini sudah tidak sarapan pagi, karena kekurangan bahan pangan, karena mahalnya bahan pangan,” pungkasnya.