Hari Tani Nasional: Petani Harus Dijamin Untung, Ini Harapannya
- Istimewa
JAKARTA – Usaha tani yang dijalankan para petani sebagian besar hasilnya masih hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Petani belum mendapatkan keuntungan dan tidak ada jaminan untung dari usaha taninya. "Petani masih belum untung, bertani masih hanya untuk menyambung hidup sehari-hari," ujar Fadli Zon, Ketua Umum DPN HKTI.
Kondisi ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani dan tidak terjadinya regenerasi petani. Tidak akan ada generasi muda yang akan tertarik terjun ke dunia usaha yang tidak menguntungkan seperti usaha pertanian. Ini mengkhawatirkan, karena rata-rata usia petani kita di atas 50 tahun. "Muara dampaknya pada produksi dan ketersediaan pangan nasional yang akan terganggu," tegas Fadli Zon.
Himpunan Kerukunan Tani Indinesia (HKTI) memandang kondisi ini sebagai bahaya besar yang harus diantisipasi. Kunci solusi masalahnya adalah usaha tani harus dijamin untung. "Rumus dasarnya adalah biaya pokok produksi harus diturunkan dan hasil produksi dijamin dibeli dengan minimal 30 persen dari biaya pokok produksi," tegas Fadli Zon.
Tersedianya pupuk yang murah menjadi hal utama untuk menekan biaya pokok produksi usaha tani. Tentunya selain murah juga ketersediaannya dijamin saar dibutuhkan. Minimal pupuk murah dan selalu tersedia ini untuk jenis urea.
Selanjutnya biaya sewa lahan yang tinggi yang ditentukan oleh pemilik lahan harus diturunkan dan diatur oleh regulasi yang jelas. Hal ini penting, karena sewa lahan salah satu biaya pokok produksi yang signifikan. Juga karena sebagian besar petani adalah petani penggarap, bukan petani pemilik lahan. Regulasi sewa lahan usaha tani ini dibuat sedemikian rupa berdasarkan zonasi lahan yang juga menjamin keuntungan pemilik lahan.
Hal berikutnya adalah tersedianya obat pertanian yang berlabel G atau generik. Selama ini tidak ada obat pertanian yang generik, padahal obat untuk manusia saja ada yang generik. Karenanya membuat obat pertanian yang generik, menurut pandangan HKTI, sangat bisa dilakukan.
"Harga pupuk yang murah, harga sewa lahan pertanian yang tidak mahal dan diatur oleh regulasi yang jelas, dan tersedianya obat pertanian generik, menjadi resep utama jaminan usaha tani untung," tegas Fadli Zon. Jika ketiga hal ini bisa mengurangi biaya pokok produksi Rp750 - Rp1000 per kg GKP, akan signifikan memberi keuntungam bagi petani.
Terakhir, setiap tahunnya sebelum masa tanam diterbitkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah yang menjamin 30 persen di atas biaya pokok produksi. Dengan biaya pokok produksi yang turun dan HPP gabah yang menjamin keuntungan 30 persen untuk petani yang disesuaikan setiap tahun akan meningkatkan kesejahteraan petani dan menjadi daya tarik generasi muda untuk terjun ke sektor usaha pertanian. "Resep ini akan memastikan pasokan dan ketersediaan pangan nasional terjamin, petani semakin makmur, dan konsumen bahagia karena harga pangan terjangkau," pungkas Fadli Zon.