Kasus Anak Tewas Tertimpa Tembok saat Wudu, Polisi Upayakan Jalan Damai
- Tangkapan layar media sosial
Padang – Kepolisian Resor Kota Padang, Sumatera Barat mengupayakan proses diversi alias penyelesaian perkara pidana anak di luar peradilan, atas kasus freestyle yang berujung tewasnya bocah berusia 8 tahun berinisial GSA, akibat tertimpa reruntuhan tembok pembatas di masjid Raya Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah.
"Tentu upaya yang kami lakukan kedepankan diversi," kata Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Dedy Ardiansyah Putra, dikutip Senin, 25 September 2023.
Kompol Dedy bilang, pihaknya sudah menerima informasi tentang adanya upaya perdamaian dari kedua belah pihak. Namun, proses perdamaian secara kekeluargaan itu hingga kini belum disampaikan secara resmi ke Kepolisian.
"Jadi, meski sudah berdamai, proses hukum terus berjalan. Karena ini bukan delik aduan. Nanti dalam proses perdamaian, akan menjadi pertimbangan penyidikan untuk menentukan langkah proses lebih lanjut apakah, layak untuk perkara ini kami hentikan melalui diversi atau tetap dilanjutkan," ujar Dedy,
Menurut Dedy, lantaran status pelaku masih di bawah umur, pihaknya akan memaksimalkan upayakan diversi dalam menangani perkara ini. Namun, jika kemudian upaya perdamaian antara kedua belah pihak tidak kunjung ada titik temu, maka proses hukum peradilan anak tetap dilakukan.
"Karena anak-anak, amanah undang-undang kalau memang kedua belah pihak sudah punya etikat melakukan perdamaian, itu yang akan di kedepankan. Tapi jika perdamaian tidak kunjung mendapatkan titik temu proses hukum peradilan anak tetap dilakukan," katanya.
Sebelumnya, seorang anak berusia 8 tahun yang sedang berwudu di Masjid Raya Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, dilaporkan tewas tertimpa dinding beton pembatas.
Video rekaman closed circuit television alias CCTV berdurasi 59 detik yang memperlihatkan detik-detik peristiwa nahas itu terjadi, viral di media sosial.
Dilihat dari rekaman CCTV yang beredar itu, dinding beton yang menurut informasi merupakan dinding pembatas area parkir itu roboh akibat ulah seorang oknum pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang melakukan aksi freestyle motor dengan gaya standing.