Krisis Air Bersih Terjadi di Kalideres, Setu Tangsel hingga Bekasi
- VIVA/Andrew Tito
Jakarta – Kasus krisis air bersih diketahui mulai terjadi di Kawasan Jabodetabek. Salah satu wilayah di Jakarta Barat, yakni Kalideres diketahui hingga kini masih kerap mengalami krisis air bersih.
Menanggapi kasus tersebut, Perumda Air Minum Jaya (PAM Jaya) mengatakan, Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Hutan Kota, Jakarta Barat mengalami gangguan. Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, akibat gangguan tersebut di Jakarta Barat sebanyak 18 Kelurahan mengalami krisis air bersih.
Arief menjelaskan penyebab utama gangguan IPA Hutan Kota yakni akibat dari kemarau panjang yang melanda Ibu Kota. Hal ini berdampak kualitas air yang diolah IPA Hutan Kota mengalami penurunan standar Peraturan Menteri Kesehatan RI.
"Terjadinya penurunan suplai air yang terjadi sejak 8 September 2023," ujarnya, Jumat, 22 September 2023.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto memastikan, warga di RW 011 Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat hingga kini akan terus dapatkan pasokan air bersih yang disuplai melalui mobil tangki.
"Sebenarnya setiap hari sudah disuplai dari Palyja, dari PAM. Mungkin ke depannya nanti dari PD PAM Jaya akan bantu untuk kebutuhan air bersih selanjutnya," ujarnya.
Uus menjelaskan sumber air bersih menuju kawasan tersebut terbatas, Pemkot Jakbar pun dalam hal ini berkoordinasi dengan PAM Jaya agar air bersih rutin tersalurkan kepada warga yang terdampak.
"Saya juga sudah koordinasi juga sama pak arif dari PDAM termasuk Palyja untuk membantu mengoordinasikan kebutuhan warga. Untuk saat ini sudah terkondisi untuk yang kebutuhan warga," ujar Uus.
Krisis Air Bersih di Tangsel dan Bekasi
Krisis air bersih juga terjadi di kawasan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel). Setidaknya, ada 700 kepala keluarga (KK) yang kesulitan air bersih karena sumur mengering akibat kemarau berkepanjangan. Akibatnya banyak warga yang rela antre panjang untuk mendapatkan air bersih dari mobil tangki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Untuk krisis air bersih di Bekasi terjadi akibat pencemaran Kali Bekasi, banyak warga Bekasi yang mengeluhkan kekurangan air bersih. Dalam kondisi kekurangan air bersih, warga pun kesulitan mandi, buang air, masak bahkan sekadar untuk mencuci tangan karena airnya yang keruh dan berbau.
Direktur Utama Perumda Tirta Patriot Ali Imam Faryadi atau akrab dipanggil Aweng menyebut, sejak Maret 2023, Kali Bekasi sudah enam kali tercemar limbah pabrik dari wilayah Kabupaten Bogor.
"Satu tahun ini semenjak Maret sudah ada enam (pencemaran) dan yang terparah adalah sekarang. Dari tanggal 13 September sampai sekarang di Kali Bekasi di bendungan Rowo masih hitam pekat," ujarnya.