Deretan Pernyataan Kontroversial Panglima TNI, Piting Warga Rempang Hingga Penjara Militer

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono
Sumber :
  • Puspen TNI

VIVA – Belakangan ini nama Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sedang disorot. Sebab, ia membuat pernyataan kontroversial. Mulai dari memerintahkan prajuritnya untuk memiting warga Pulau Rempang Batam, hingga soal penjara militer. Berikut kami sajikan informasi selengkapnya.

Wakapolrestro Tangerang Jadi Korban Amukan Warga vs Truk Tanah

Sebut penjara militer lebih angker daripada lapas umum

VIVA Militer: Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono

Photo :
  • Puspen TNI
Panglima TNI Sebut Sudah Petakan Ada 4 Provinsi Rawan di Pilkada 2024, di Mana Saja

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkap bahwa Lembaga Pemasyarakatan Militer (Lemasmil) lebih buruk dan lebih angket ketimbang Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Umum.

Menurutnya, angkernya Lapas Militer itu bertujuan agar prajurit jera jika berurusan dengan hukum. Diketahui bahwa semua prajurit TNI yang berurusan dengan hukum akan ditahan di rutan maupun lapas militer yang berbeda dengan lapas sipil.

Warga Tangerang Ngamuk, Hancurkan Sejumlah Truk Usai Tabrak Anak Kecil

Dia menyebutkan, mungkin banyak di antara masyarakat yang belum menyadari bahwa militer memiliki Lembaga Pemasyarakatan Militer (Lemasmil) yang dirancang khusus untuk menampung prajurit yang terlibat pelanggaran hukum.

Pernyataan tersebut disampaikan Yudo saat menerima enam unit ambulance yang dihibahkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Jumat, 8 September 2023.

Perintahkan prajuritnya piting warga Rempang

Bentrok aparat vs warga di Pulau Rempang

Photo :
  • Dok. Istimewa

Pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang memerintahkan prajuritnya untuk memiting masyarakat di Pulau Rempang Batam, Kepulauan Riau saat melakukan demonstrasi viral di media sosial.

“Lebih banyak dari masyarakatnya, itu satu orang miting satu itu gimana, Ya, Masyarakatnya seribu kita turunkan seribu. Satu miting satu, itu kan selesai,” ucapnya.

“Gak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu. Tau dipiting? Nah itu dipiting satu-satu,” imbuhnya.

Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono mengatakan bahwa ada kesalahpahaman dari masyarakat atas pernyataan Yudo Margono.

“Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri. Sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk menahan diri,” ujar Julius dalam keterangannya Minggu, 17 September 2023.

Julius menyatakan bahwa Panglima TNI telah memberikan instruksi kepada Komandan Satuan agar prajurit tidak menggunakan alat atau senjata saat mengamankan demonstrasi di Rempang.

Langkah ini diambil untuk mencegah adanya korban. Oleh karena itu, lebih disarankan untuk mengerahkan jumlah prajurit yang lebih banyak daripada memanfaatkan peralatan berbahaya.

“Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu,” terangnya.

Dia mengklarifikasi bahwa istilah "piting memiting" hanyalah jargon di kalangan prajurit. Istilah tersebut disampaikan dalam konteks forum prajurit dan memiliki maksud agar setiap prajurit 'membina' satu individu dari masyarakat untuk mencegah terjadinya bentrokan.

“Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit,” jelasnya.

Meskipun begitu, dia mengakui bahwa ada potensi kesalahpahaman terkait hal ini. Julius menekankan bahwa Panglima TNI benar-benar tidak ingin kekerasan dibalas dengan kekerasan. Banyaknya korban dari kedua sisi, baik dari aparat maupun masyarakat, akibat konflik ini sudah menjadi pelajaran yang cukup.

“Perlu diingat dengan konflik ini, maka kerugian pasti diterima oleh aparat dan masyarakat Indonesia sendiri,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya